Bagikan:

GROBOGAN - Bencana banjir di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, akibat meluapnya air Sungai Lusi semakin meluas karena sebelumnya hanya enam desa yang terdampak, kini semakin meluas menjadi 11 desa dengan rumah tergenang mencapai ratusan rumah.

"Data per Sabtu (3/12) pukul 09.00 WIB, jumlah desa terdampak banjir menjadi 11 desa yang tersebar di tiga kecamatan," kata Kasi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Grobogan Masrikan dikutip ANTARA, Sabtu, 3 Desember.

Ketiga kecamatan tersebut, yakni Kecamatan Tawangharjo 31, Kecamatan Purwodadi 391 dan Kecamatan Grobogan.

Adapun jumlah desa terdampak banjir di Kecamatan Tawangharjo ada tiga desa, yakni Desa Jono, Mayahan, dan Pulorambe. Sedangkan di Kecamatan Grobogan ada dua desa, yakni Desa Rejosari dan Getasrejo serta di Kecamatan Purwodadi ada enam desa dan kelurahan, yakni Desa Kedungrejo, Karanganyar, Nglobar, Nambuhan, dan Kelurahan Purwodadi dan Kuripan.

Sementara rumah tergenang banjir, tersebar di Kecamatan Tawangharjo 31 rumah yang terdampak, sedangkan terbanyak di Kecamatan Purwodadi mencapai 400-an rumah yang tersebar di lima desa.

Dengan demikian jumlah rumah warga yang terdampak banjir mencapai 440-an rumah lebih, sedangkan jalan dan areal persawahan juga ikut terdampak banjir tersebut.

Pada hari pertama banjir, yakni Jumat (2/12) pukul 06.00 WIB, jumlah desa yang terdampak banjir enam desa, yakni di Kecamatan Purwodadi tiga desa, yakni Desa Kedungrejo, Karanganyar, dan Desa Nglobar. Sedangkan di Kecamatan Tawangharjo dua desa, yakni Desa Jono dan Desa Mayahan serta di Kecamatan Grobogan hanya terjadi di Desa Rejosari.

Ketinggian genangan banjir masing-masing desa berbeda-beda karena ada yang mencapai 70 sentimeter untuk di pemukiman, sedangkan di areal persawahan bisa mencapai 1,5 meter.

"Untuk saat ini, genangan banjir di beberapa lokasi sudah mulai turun, meskipun daerah lain justru mengalami kenaikan," ujarnya.

Dalam rangka membantu memperlancar aktivitas warga, relawan BPBD bersama aparat setempat menyediakan perahu karet untuk membantu menyeberangkan karena ada genangan banjir yang cukup dalam sehingga tidak aman untuk anak-anak maupun lanjut usia.

BPBD Grobogan juga memberikan bantuan bahan makanan kepada warga terdampak banjir dan membuka posko maupun dapur umum. Sedangkan pemantauan debit air Sungai Lusi juga masih terus dilakukan, termasuk memantau situasi dan kondisi wilayah Kabupaten Grobogan melalui pesawat radio, media sosial, dan sarana lain.