Bupati Cianjur Tunggu Analisis BMKG untuk Petakan Daerah  Bebas Hunian Usai Gempa
Foto udara pada lokasi gerakan tanah yang dipicu gempa bumi di Kampung Cisarua, Desa Sarampad, Kecamatan Cugenang, Cianjur, Jawa Barat. (ANTARA/HO-Badan Geologi)

Bagikan:

JAKARTA - Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan pihaknya masih menunggu proses penilaian termasuk dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait daerah mana saja yang tidak dapat dibangun kembali hunian usai gempa M5,6 di wilayah itu.

"Data-data yang akan menempati tempat relokasi saat ini kami masih menunggu tim assesment dan juga menunggu dari BMKG daerah mana saja yang tidak diperkenankan untuk membangun kembali rumah hunian," ujar Bupati Herman Suherman dilansir ANTARA, Rabu, 30 November.

Dia menjelaskan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sudah melakukan aksi di titik relokasi di Desa Sirnagalih di Kecamatan Cilaku dan dalam waktu dekat diharapkan dapat membuat rumah percontohan.

Jika pihaknya sudah memiliki data terkait wilayah mana saja yang tidak dapat membangun kembali rumah, Herman memastikan akan mengeluarkan surat keputusan penempatan setidaknya untuk 200 unit di Desa Sirnagalih.

Mengenai keberadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pasir Sembung yang dekat dengan Desa Sirnagalih, Bupati Cianjur memastikan TPA itu akan dialihkan ke Kecamatan Cikalongkulon.

"Ini (titik relokasi) berjauhan dan ini diapit oleh Dinas Lingkungan Hidup dengan sekolah pertanian dan menghadap jalan semuanya, relatif aman. Ini sudah mendapat rekomendasi dari BMKG sehingga aman tidak akan terjadi longsor dari timbunan sampah karena lokasi berjauhan," kata Herman.

Sampai dengan 30 November 2022, telah terverifikasi 17.864 rumah masuk dalam kerugian materiil. Rinciannya adalah 4.376 rumah rusak berat, 5.306 rumah rusak sedang dan 8.182 rumah rusak ringan.