Pusdokkes Polri Siapkan Dua Ruang Operasi Korban Gempa Cianjur Agar Pasien Tak Perlu Dirujuk ke Luar Kota
Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Kepolisian Republik Indonesia (Pusdokkes Polri), Irjen dr. Asep Hendradiana. (VOI/Rizky Sulistio)

Bagikan:

JAKARTA - Dua tempat operasi khusus warga korban gempa Cianjur telah disiapkan oleh Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri di dekat titik gempa, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Tempat operasi itu disiapkan untuk warga yang mengalami luka ringan maupun berat setelah peristiwa gempa Cianjur.

"Alhamdulilah saat ini sudah ada dua ruangan operasi yang disiapkan. Sebelumnya hanya ada satu ruang operasi,” kata Kepala Pusdokkes Polri Irjen dr. Asep Hendradiana dalam keterangannya yang diterima wartawan di Jakarta, Minggu, 27 November.

Menurut Asep, sejauh ini total sudah ada 31 orang korban yang dioperasi di kedua ruangan operasi tersebut.

Dia berharap ruang operasi sekaligus perawatan korban itu bisa dimanfaatkan secara maksimal agar pasien tidak dirujuk ke rumah sakit di luar wilayah Cianjur.

"Kita berharap pasien tidak dirujuk ke luar Cianjur untuk berobat. Kita dekatkan rumah sakitnya ini, untuk memudahkan perawatan dan memudahkan keluarga untuk berkunjung," ujarnya.

Asep menyatakan, seluruh obat-obatan dan biaya perawatan terhadap warga korban gempa Cianjur tidak dikenakan biaya.

"100 persen gratis, tidak ada yang dikenakan biaya apapun. Ini bentuk dukungan pemerintah dan Polri terhadap korban gempa Cianjur," katanya.

Selain itu, Pusdokkes Polri telah menerjunkan 247 personel tenaga medis untuk membantu seluruh korban gempa Cianjur, Jawa Barat (Jabar). Ratusan tenaga medis yang diterjunkan tersebut terdiri dari tim dokter spesialis, dokter umum, perawat mahir, dan tenaga kesehatan lainnya.

Menurutnya, Pusdokkes Polri mendapat dukungan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan berbagai stakeholder terkait lainnya untuk membantu para korban gempa Cianjur Jawa Barat.

"Jadi atas instruksi Bapak Presiden dan Bapak Kapolri, kami telah menerjunkan 247 personel dokter. Kita juga mendapatkan dukungan dari banyak pihak termasuk dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI)," kata Asep lagi.