Berenang di Laut Morotai, Sandiaga Uno Ingatkan Soal Sampah
Sandiaga Uno (Foto via Kementerian)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mencoba sensasi berenang di laut bebas atau open water swimming di Pulau Dodola, Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara.

Sandiaga Uno tidak sendirian, ditemani tiga orang lainnya harus berenang sejauh 800 meter hingga sampai ke pantai Pulau Dodola, yang merupakan salah satu pulau destinasi wisata unggulan di Morotai itu.

“Terima kasih sekali atas keindahan Pulau Morotai ini sangat bagus, tadi saya merasakan sensasi berenang di pantai lepas, di laut bebas yang disebut open water swimming dan di sini kita melihat memang satu keindahan alam,” kata Menparekraf Sandiaga Uno, Sabtu 26 November.

Sandiaga Uno mengatakan, Pulau Dodola harus terus dilestarikan agar keindahan pantainya tidak tercemar. Sebab, saat berenang mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu masih menemukan banyak sampah di laut, apalagi di kawasan obyek wisata, sehingga perlu adanya kolaborasi pemerintah dan masyarakat mengatasi persoalan sampah.

"Indonesia bagian timur ini untuk bahu-membahu, bergotong royong, sampah itu harus diselesaikan di hulu. Jika kita melakukan reduce, reuse, recycle, semua tadi kita lihat ada sampah plastik, ada juga kayu-kayu, ada juga tutup botol,” ujarnya.

"Kita harus pastikan bahwa kita memiliki sistem menangkal sampah dari hulu. Tapi kalau sudah sampai laut seperti ini kita harus memiliki kemampuan untuk mengorkestrasi kelompok-kelompok sadar lingkungan membersihkan pantai, pembersihan laut, dan meningkatkan kepedulian terhadap kelestarian alam kita," lanjut Sandiaga Uno.

Lebih jauh, Sandiaga Uno bersama Pj Bupati Morotai Muhammad Umar Ali dan Forkopimda melakukan penanaman pohon casuari atau cemara laut di pesisir pantai Pulau Dodola sebagai bentuk memberikan perlindungan dari ancaman abrasi pantai dan juga untuk melindungi lingkungan Pulau Dodola.

"Karena kita menikmati alam kita harus melestarikan alam dengan menanam pohon kaswari yang sering disebut sebagai pinus pantai, atau cemara. Tentu ini adalah bagian dari parawisata yang berkualitas dan berkelanjutan. Banyak yang melihat parawisata itu hanyalah bisa menyumbangkan sedikit dari geliat ekonomi sekitar 4,3%, tetapi 20 juta lapangan kerja jika ditambah dengan kegiatan kelestarian alam kita bisa menambah lebih dari 4,4 juta lapangan kerja baru di tahun 2024," ucapnya.