Berharap Gagasan Segar Terkait Perkotaan, Pemkot Depok Bareng Pakar Belanda Bahas Lanskap Kota Bersejarah
Ilustrasi lanskap. Alun-alun Kota Depok, Jawa Barat. (Antara)

Bagikan:

JABAR - Pemerintah Kota (Pemkot) Depok Jawa Barat menggelar pelatihan bertajuk Lanskap Kota Bersejarah (HUL) atau Historic Urban Landscape pada 21–25 November mendatang. Acara itu menghadirkan narasumber kompeten dari Belanda.

Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono mengatakan dengan diundangnya perwakilan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Sains Belanda, Peter Timmer MA dan Senior Advisor Cultural Heritage, Jacqueline Rosbergen, diharapkan dapat melahirkan gagasan yangs segar terkait perkotaan.

Dia bilang, Pemkot Depok semangat terhadap kerja-kerja cerdas untuk pembangunan Kota Depok yang tidak melepaskan faktor maju, berbudaya dan sejahtera alias MBS.

"Saya mengharapkan agar pelatihan pemindaian cepat HUL ini dapat terlaksana dengan baik serta melahirkan gagasan-gagasan segar yang dapat diartikulasi secara konkrit dalam implementasi pembangunan berkelanjutan di Depok serta kota-kota lain di Indonesia," kata Imam di Depok, Minggu 20 November, disitat Antara.

Dia menambahkan, untuk mewudujkan MBS, Kota Depok ambil bagian dalam jaringan kota pusaka. Upaya itu, lanjut dia, guna mendukung kesadaran dan upaya untuk memobilisasi pusaka, baik bendawi maupun tak bendawi, sebagai aset pembangunan.

Pemkot Depok pun membentuk tim ahli yang disertifikasi secara resmi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, dalam bentuk Tim Ahli Cagar Budaya (TACB).

Imam menuturkan, Depok dengan segala dinamikanya tetap menanamkan nilai-nilai warisan. Untuk itu Pemkot Demok juga mengadopsi rekomendasi tentang Lanskap Kota Bersejarah berdasarkan Konferensi Umum UNESCO.

Pendekatan Lanskap Kota Bersejarah bertujuan untuk melestarikan kualitas lingkungan manusia dan meningkatkan penggunaan ruang kota yang produktif dan berkelanjutan. Termasuk untuk mengenali karakter dinamis dan mempromosikan keragaman sosial dan fungsionalnya.

Pendekatan ini, kata dia, mengintegrasikan tujuan pelestarian pusaka kota dan tujuan pembangunan sosial dan ekonomi. "Intinya terdapat pada hubungan yang seimbang dan berkelanjutan antara lingkungan kota dan alami, antara kebutuhan generasi sekarang dan mendatang, dan warisan dari masa lalu," tandas Imam.

Selain narasumber yang telah disebut, pelatihan Lanskap Kota Bersejarah di Depok juga menghadirkan Diaspora Indonesia di Belanda, Hesti Tarekat Dipoyono; Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI), Profesor Dr Kemas Ridwan Kurniawan; bersama para mitra dari Yayasan Cornelis Chastelein (YLCC); Universitas Trisakti; IPB University dan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII).