Bagikan:

JAKARTA - Ketua Tim Konsultan Penanganan COVID-19 Sulawesi Selatan Profesor Ridwan Amiruddin membantah pemilihan kepala daerah menjadi pemicu peningkatan kasus penularan COVID-19 di Sulsel.

"Peningkatan kasus setelah pilkada, tidak serta-merta diakibatkan semata-mata karena pilkada, banyak aspek yang berkontribusi," katanya di Makassar, Sabtu dilansir Antara.

Menurut dia, peningkatan kasus virus di Sulawesi Selatan dipengaruhi beberapa hal, seperti transmisi lokal serta adanya peningkatan jumlah isolasi mandiri sekitar 35 persen.

Transmisi lokal yang dimaksud, yaitu penularan secara masif tanpa adanya perjalanan sehingga penyebaran COVID-19 terjadi di lingkungan rutinitas atau aktivitas harian seseorang.

"Isolasi mandiri akan kita kurangi dengan mendorong isolasi secara terpusat di wisata COVID-19 terdekat," katanya.

Wisata COVID-19 merupakan program Pemerintah Provinsi Sulsel dalam rangka menekan penyebaran COVID-19 Sulsel dengan memisahkan pasien OTG (Orang Tanpa Gejala) dengan pasien disertai penyakit penyerta yang dirawat di rumah sakit.

Pemprov Sulsel saat ini menginisiasi regionalisasi Wisata COVID-19 di lima daerah, seperti Kota Palopo, Parepare, Kabupaten Bantaeng, Wajo, dan Bone.

Saat ini, Wisata COVID-19 mulai hadir di Kota Palopo dan sedang direncanakan untuk empat wilayah lainnya.

Data terakhir Satgas Penanganan COVID-19 Sulsel per 11 Desember 2020 menunjukkan total angka kasus COVID-19 Sulsel mencapai 22.661 kasus, pasien sembuh 19.294  kasus, dan angka kematian 521 orang atau 2,3 persen.

Angka penambahan kasus terkonfirmasi positif Sulsel terus meningkat sepekan terakhir, sementara per 11 Desember mencapai 259 kasus dari 1.483 hasil tes PCR.