Kasus COVID-19 Mulai Merangkak Naik, Animo Masyarakat untuk Vaksin <i>Booster</i> Juga Meningkat
Ilustrasi pemberian vaksin COVID-19. (foto via Antara)

Bagikan:

TANJUNGPINANG - Animo masyarakat di Provinsi Kepulauan Riau untuk mendapatkan vaksinasi COVID-19 dosis booster meningkat. Berdasarkan laporan harian petugas vaksinasi di Kepri, Sabtu, 19 November, jumlah warga yang menerima vaksin dosis ketiga atau booster mencapai 729 orang.

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Provinsi Kepulauan Riau Tjetjep Yudiana menyatakan, capaian vaksinasi dosis booster sampai sekarang sebanyak 751.008 orang atau 54,68 persen.

"Biasanya per hari belasan sampai puluhan orang saja, namun sejak dua pekan ini meningkat tajam," kata Tjetjep seperti dilansir dari Antara.

Pemprov Kepri saat ini terus mengejar capaian vaksinasi booster untuk mencegah risiko penularan Omicron XBB dan turunannya.

"Kami mendorong seluruh perangkat RT dan RW serta lurah dan desa bergerak bersama-sama mengajak warga untuk vaksinasi booster," ujarnya.

Sementara capaian vaksinasi dosis pertama sebanyak 1.789.908 orang atau 99,29 persen dan dosis kedua 1.537.687 orang atau 85,30 persen.

"Tenaga kesehatan yang sudah vaksin dosis booster kedua mencapai 7.981 orang atau 56,52 persen," ucapnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kepri Muhammad Bisri mengatakan, warga sebaiknya memanfaatkan stok vaksin COVID-19 yang masih tersedia secara maksimal. Vaksin tersebut miliki batas waktu penggunaan sehingga harus cepat dipergunakan.

"Beberapa bulan lalu ada ribuan vaksin kadaluwarsa akibat masa penggunaannya sudah habis. Ini akibat jumlah warga yang terima vaksin jauh lebih sedikit dibanding stok vaksin. Alhamdulillah sekarang sudah banyak warga yang menyadari pentingnya vaksinasi untuk diri sendiri," ucapnya.

Bisri mengingatkan kembali bahwa vaksin bukan untuk memenuhi persyaratan keberangkatan, melainkan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Orang-orang yang menyadari vaksin memiliki manfaat mengurangi risiko COVID-19, biasanya tidak menunda untuk menerima vaksin tersebut.

"Ya keliru kalau ada pemikiran terpaksa vaksin untuk memenuhi persyaratan keberangkatan, padahal vaksin itu untuk keselamatan diri," tuturnya.