Penyelundupan BBM Subsidi oleh Pria Berbadan Kekar di Bantaeng Sulsel Viral, Pertamina Masih Investigasi
Tangkapan layar video - Satu unit kendaraan tertangkap kamera video diduga mengisi BBM subsidi menggunakan puluhan jeriken di dalam mobilnya pada salah satu SPBU Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan. ANTARA/Darwin Fatir.

Bagikan:

MAKASSAR - Video dugaan penyelundupan Bahan Bakar Minyak (BBM) pada salah satu SPBU di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, viral di media sosial.

Dalam video, terlihat ada seseorang mengisi sendiri BBM bersubsidi jenis solar ke jeriken 20 liter yang berjejer di atas mobilnya di SPBU 74.92402 terletak di Desa Bonto Jai, Kecamatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng, Sulsel.

Video berdurasi 1 menit 0,5 detik tersebut tampak perekam video mengambil gambar secara detail situasi dan mobil Carry warna hijau berpelat kuning (angkot) dengan nomor polisi DD 1732

Dia sedang mengisinya sendiri BBM ke jeriken dalam kendaraannya.

Aksi kegiatan ilegal tersebut terjadi pada Senin 7 November sekitar pukul 21.05 WITA. Pria berbadan kekar ini memasukkan handle nozzel (alat pengisi) ke dalam jeriken warna biru berisi 20 liter.

Terduga pelaku terlihat tertunduk sembari tetap mengisi minyak ke dalam jeriken dan terdengar suara perekam video, bahwa ini pengambilan solar ilegal dan segera di laporkan kepada komandan. Selain itu, tidak terlihat petugas SPBU setempat saat kejadian.

Belum ada keterangan resmi yang disampaikan Polres Bantaeng terkait viralnya video dugaan penyelundupan BBM bersubsidi tersebut.

Dikonfirmasi terpisah, Senior Supervisor Communication dan Relation PT Pertamina Regional Sulawesi, Taufik Kurniawan mengatakan, sudah melihat video dugaan pelanggaran tersebut di grup WhatsApp.

"Sudah dimonitor sedang dicek. Masih dalam proses investigasi," ujarnya.

Kendati sudah menemukan bukti, Taufiq menegaskan saat ini tim sedang melakukan investigasi dan belum bisa mempublikasikan karena khawatir mengganggu prosesnya.

"Semua sudah dipertimbangkan, ditunggu hasilnya yah. Kalau dirilis khawatir mengganggu hasil investigasi. Pertamina pasti memberi keputusan yang terbaik untuk menyelesaikan persoalan masyarakat," katanya.