SURABAYA - Dinas Pendidikan Jawa Timur mengkaji rencana penundaan kegiatan sekolah tatap muka pada awal tahun 2021. Pertimbangannya karena kasus COVID-19 di Jatim meningkat.
"Kami saat ini masih mengkaji apakah sekolah tatap muka ditunda atau tetap akan dilaksanakan awal tahun ini. Karena saat ini wilayah di Jatim tidak ada lagi zona kuning, bahkan ada dua wilayah yang zona merah, yakni Jember dan Probolinggo," kata Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Wahid Wahyudi, di Surabaya, Kamis, 10 Desember.
Wahid mengatakan, berdasarkan data hingga tanggal 9 Desember terdapat 36 kabupaten/kota di Jatim berstatus zona kuning penyebaran COVID-19. Sementara dua daerah, Jember dan Probolinggo berstatus zona merah penyebaran COVID-19.
"Yang menjadi pegangan saat pelaksanaan sekolah tatap muka pada Januari adalah kondisi COVID-19 di suatu daerah. Apabila kondisinya belum memungkinkan digelarnya sekolah tatap muka, maka Jatim akan menunda terlebih dahulu," ujarnya.
Dengan kembali tingginya kasus COVID-19, mantan Kepala Dinas Perhubungan Jatim tersebut akan memperketat protokol kesehatan saat uji coba sekolah tatap muka di SMA/SMK.
"Saat ini kami laksanakan uji coba sekolah tatap muka dengan protokol kesehatan ketat termasuk jaga jarak. Kelas yang seharusnya bisa diisi 36 orang siswa, saat ini hanya diisi 18 sampai 19 siswa saja," kata Wahid.
BACA JUGA:
Meski mengkaji kemungkinan menunda sekolah tatap muka jika kasus COVID-19 masih tinggi, Wahid menegaskan SMA/SMK di Jatim siap menggelar sekolah tatap muka pada bulan Januari.
"Jatim insyaallah sudah siap melakukan sekolah tatap muka. Artinya sarana dan prasarana menggelar sekolah tatap muka di sekolah negeri swasta sudah siap, SOP sudah siap. Termasuk koordinasi dengan puskemas, rumah sakit terdekat sudah dilakukan. Namun pelaksanaannya tetap menunggu kondisi COVID-19," ujarnya.