Bagikan:

NATUNA - TNI Angkatan Laut (AL) menindaklanjuti data hasil survei Hidro-Oseanografi untuk penentuan batas maritim negara di Laut Natuna, Kepulauan Riau (Kepri).

Tindaklanjut dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD) bersama perwakilan Kementerian dan lembaga terkait, yaitu Kemekomarves, Kemenlu, Badan Informasi Geospasial (BIG) dan Kemhan.

"FGD digelar dengan tujuan untuk memberikan informasi dan memperoleh masukan dari institusi terkait dan para pakar sebagai bahan dalam merumuskan kebijakan dalam penetapan batas maritim nasional," kata Komandan Pusat Hidro-oseanografi TNI AL (Pushidrosal) Laksamana Madya TNI Nurhidayat melalui keterangan pers, dikutip dari Antara, Kamis 10 November.

FGD itu dilaksanakan di KRI Spica-934 sambil berlayar di Laut Natuna, Rabu 9 November.

Nurhidayat menjelaskan, dalam FGD tersebut topik yang dibahas tentang keterkaitan data hidro-oseanografi dengan penetapan batas maritim, di antaranya data hidro-oseanografi untuk mendukung delimitasi batas maritim dan pemenuhan informasi peta militer aspek laut di wilayah perbatasan.

"Pada FGD tersebut juga dipaparkan hasil survei hidro-oseanografi KRI Spica-934 yang saat ini sedang melaksanakan survei di perairan Natuna," tuturnya.

Dalam pertemuan tersebut, juga memaparkan tentang pemanfaatan data hasil survei hidro-oseanografi untuk penetapan batas maritim negara dan perkembangan perundingan batas maritim dengan negara tetangga.

"Sedangkan Dirjen HPI Kemlu L. Amrih Jinangkung memaparkan tentang perkembangan perundingan batas maritim RI-Vietnam dan RI-Malaysia," ungkapnya.

Dalam kesempatan itu juga dijelaskan tentang peralatan survei mulai dari EM-302 Multibeam Echosounder, Remotely Operated Vehicle H800, Autonomous Underwater vehicle Hugin 1000.

"Pemerintah daerah dalam hal ini sangat mendukung dengan kegiatan Focus Group Discussion Laut Natuna Utara dimana ini bisa menjadi validasi atau kejelasan pemetaan wilayah laut Natuna dan juga untuk mengetahui potensi-potensi yang ada di bawah laut Natuna," kata Bupati Natuna Wan Siswandi.