JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa permintaan vaksinasi COVID-19 dosis penguat kembali meningkat setelah muncul penularan virus corona tipe SARS-CoV-2 subvarian Omicron XBB.
"Laju vaksinasi di Indonesia pada November agak naik. Tadinya berkisar 34 ribu suntikan per hari, turun dari pernah dua juta per hari. Sekarang naik, karena adanya varian baru, sehingga pemanfaatan booster (vaksinasi penguat) lebih tinggi, naik ke 62 ribu suntikan per hari," katanya dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR dilansir ANTARA, Selasa, 8 November.
Menurut data Kementerian Kesehatan, hingga 8 November 2022 vaksinasi COVID-19 dosis pertama sudah mencakup 87,45 persen dari target vaksinasi yang seluruhnya 234.666.020 orang.
Sedangkan vaksinasi dosis kedua dan vaksinasi dosis ketiga atau dosis penguat pertama masing-masing sudah mencakup 73,31 persen dan 27,91 persen dari sasaran.
Vaksinasi dosis keempat atau dosis penguat kedua tercatat sudah mencakup 46,75 persen dari total 1.468.764 tenaga kesehatan yang menjadi sasaran vaksinasi.
Menteri Kesehatan mengatakan bahwa persediaan vaksin COVID-19 di dalam negeri masih sekitar enam juta dosis dan diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga 100 hari ke depan.
"Dengan laju suntikan di bulan November ini mencapai 62 ribu suntikan per hari, stok yang ada sekitar enam juta dosis vaksin mencukupi hingga 90 sampai 100 hari," katanya.
BACA JUGA:
Menurut Menkes, persediaan vaksin COVID-19 mencakup 5,5 juta dosis lebih vaksin buatan Pfizer, 348 ribu dosis vaksin Janssen, 15 ribu dosis lebih vaksin Sinopharm , serta sekitar 200 ribu dosis vaksin Zifivax.
"Sekitar 2,5 juta dosis di antaranya telah didistribusikan menuju seluruh daerah di akhir pekan ketiga Oktober 2022, sehingga stok vaksin di daerah sudah cukup," katanya.
Pemerintah mendatangkan 5,5 juta dosis vaksin COVID-19 untuk memenuhi kebutuhan pelayanan vaksinasi sampai vaksin buatan dalam negeri, IndoVac produksi PT Bio Farma dan InaVac produksi PT Biotis Pharmaceutical Indonesia, siap digunakan.
"Ada sedikit kemunduran dari kesiapan vaksin dalam negeri. Mungkin baru November ini bisa digunakan," kata Menkes.