JAKARTA - Buntut ditemukannya 3 anak mengidap gagal ginjal akut, Pemkot Jakarta Pusat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke 214 apotik se-Jakarta Pusat. Sidak pertama dilakukan di salah satu apotek di kawasan Johar Baru yang dipimpin Wali Kota Jakarta Pusat Dhany Sukma.
"Kita coba mengambil sampel terkait dengan apotek yang sudah ada edaran penarikan beberapa produk sirup yang memang sudah tidak boleh beredar kembali," kata Dhany kepada wartawan, Kamis, 27 Oktober.
Dalam pengawasan tersebut, petugas menemukan 30 produk obat berbentuk sirop masih berada di apotek namun sudah tidak dijual.
"Kurang lebih 30 produk sirup, sirop (semua) yang direkomendasikan 3 apa 5 yang direkomendasikan untuk ditarik," katanya.
Lebih lanjut, Dhany mengatakan saat ini Pemkot Jakpus terus melakukan pemantauan bersama BPOM di apotek-apotek wilayah Jakpus.
"Untuk pengawasan sebenarnya sudah secara rutin, untuk Sudinkes sudah melakukan pemantauan kerjasama dengan BPOM. Kebetulan BPOM dekat sini juga nih, jadi secara sinergi melakukan pengawasan di samping juga melibatkan aparat di tingkat wilayah, puskemas baik di kecamatan maupun kelurahan," ujarnya.
Dhany mengatakan, pihaknya juga rutin melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Dia mengimbau masyarakat untuk menjaga kesehatan.
BACA JUGA:
Sebelumnya diberitakan, seorang balita berinisial MK (4) warga Kelurahan Kartini, Sawah Besar, Jakarta Pusat, meninggal dunia. Kematian korban diduga setelah mengkonsumsi obat sirup parasetamol dari Puskemas Kecamatan Sawah Besar.
Saat ditemui di rumahnya, Amir Hamzah orang tua dari MK mengatakan, peristiwa tersebut berawal saat anaknya mengalami sakit demam. Kemudian anak tersebut dibawa ke Puskesmas Kecamatan Sawah Besar guna mendapat penanganan.
"Anak saya panasnya 39 derajat, terus saya bawa ke puskemas pada tanggal 14 Oktober 2022," ucap Amir kepada wartawan di rumahnya, Rabu, 26 Oktober.
Amir menjelaskan, dokter pun memberikan obat sirup parasetamol sebanyak 2 botol.
"Setiap 4 jam sekali putra kami disuruh minum obat tersebut. Pulang dari puskemas saya kasih obat tersebut, tapi anak saya tetap rewel dan nangis terus," katanya.
Amir menjelaskan, anaknya tiga hari menjalani pengobatan di rumah, namun kondisi anak tidak kunjung menunjukkan perubahan. Pada tanggal 16 Oktober 2022, Amir kembali membawa MK ke puskemas Kecamatan Sawah Besar.
"Pulang dari sana anak saya diberikan obat lagi antibiotik. Tanggal 17 Oktober 2022 anak saya masih sempat makan bubur," ucapnya.
Pada Tanggal 18 Oktober 2022 sekitar pukul 01.00 WIB dinihari, Amir membawa anaknya ke Rumah Sehat Umum Daerah (RSUD) Kecamatan Sawah Besar. Petugas sempat memberikan penanganan namun anak tersebut tidak tertolong.