JAKARTA - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), merekam aktivitas vulkanik berupa erupsi pada Gunung Anak Krakatau yang secara administratif berlokasi di Kecamatan Punduh Pedada, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung.
Petugas Pos Pantau Gunung Anak Krakatau Jumono dalam laporannya mengatakan erupsi itu terjadi pada pukul 17.57 WIB. Namun tinggi kolom abu tidak teramati.
"Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 20 milimeter dan durasi lebih kurang 32 detik. Tidak terdengar suara dentuman," kata Jumono dalam keterangan dikutip ANTARA, Senin, 24 Oktober.
Gunung Anak Krakatau saat ini berada pada status Level III atau siaga. PVMBG merekomendasikan masyarakat, pengunjung, wisatawan, ataupun pendaki tidak mendekati gunung api tersebut atau beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah aktif.
Catatan sejarah kegiatan vulkanik Gunung Anak Krakatau sejak lahirnya 11 Juni 1930 hingga 2000, telah mengalami erupsi lebih dari 100 kali baik bersifat eksplosif maupun efusif.
Dari sejumlah letusan tersebut, umumnya titik letusan selalu berpindah-pindah di sekitar tubuh kerucutnya. Waktu istirahat berkisar antara satu sampai delapan tahun dan umumnya terjadi empat tahun sekali berupa letusan abu dan leleran lava.
BACA JUGA:
Jumlah letusan per hari tercatat oleh seismograf yang ditempatkan di Pos PGA Pasauran, sedangkan jumlah material vulkanik yang dikeluarkan selama letusan tersebut mencapai 13 juta meter kubik terdiri dari lava dan material lepas berkomposisi andesit basaltis.
Pada 22 April 2022 lalu, PVMBG mencatat Gunung Anak Krakatau erupsi dengan tinggi kolom abu lebih kurang 800 meter di atas puncak. Kolom abu itu teramati berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal ke arah barat daya.