Danny Pomanto Dipolisikan Keluarga JK soal OTT Edhy, Jubir DP Tegaskan Tidak Ada Fitnah-Singgung Kompetitor
Danny Pomanto (Instagram Danny Pomanto)

Bagikan:

MAKASSAR - Calon wali kota Makassar M Ramdhan Pomanto atau Danny Pomanto dilaporkan ke Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) oleh keluarga Jusuf Kalla karena pernyataan terkait operasi tangkap tangan (OTT) Edhy Prabowo. Juru bicara tim Danny-Fatmawati (ADAMA) menegaskan Danny Pomanto (DP) tak menyampaikan fitnah.

“Kalau pembicaraan (terkait video, red) tidak ada unsur fitnah. Yang membangun opini, fitnah itu adalah yang membuat dan merekam itu dan dibuat caption ‘Pak DP memfitnah Pak JK’, yang membangun fitnah itu kan di situ awalnya,” ujar Jubir ADAMA, Aloq Natsir dihubungi VOI, Sabtu, 5 Desember malam.

Aloq menegaskan Danny Pomanto hanya menanggapi peristiwa operasi tangkap tangan (OTT) Edhy Prabowo yang saat itu menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan. Tapi menurut Aloq ada yang mendramatisir pernyataan DP sehingga muncul tudingan Danny Pomanto memfitnah JK.

“Dia bicara biasa saja menanggapi tentang peristiwa, penangkapan misalnya pak menteri itu saja cerita-ceritanya. Cerita biasa saja cuma ini didramatisir bahwa Pak DP memfitnah Pak JK padahal tidak ada unsur fitnah di dalamnya,” sambung Aloq. 

Menurut dia, perekam pernyataan Danny Pomanto diduga ketua asosiasi Bosowa. Aloq menyebut peristiwa ini diduga ada kaitannya dengan Pilkada Makassar.

“Coba didengar, dibaca dulu, tidak ada unsur fitnah di dalamnya yang dilakukan oleh Pak DP. Cuma pihak kompetitor yang merekam itu, diduga yang merekam itu adalah ketua asosiasi taksi Bosowa, yang merekam itu. Kita tahu siapa yang punya Bosowa kan,” kata Aloq.

Sebelumnya, beredar video dan disertai rekaman suara diduga suara Danny Pomanto menuding mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla sebagai otak di balik penangkapan Edhy Prabowo atas kasus korupsi ekspor benih lobster.

Video berdurasi 1 menit 58 detik itu menyebar luas di media sosial pada hari Sabtu, 5 Desember.

Makanya kalau urusannya Edhy Prabowo ini, kalau Novel (Baswedan) yang tangkap itu berarti JK (Jusuf Kalla). JK - Anies tu. Maksudnya kontrolnya di JK,” demikian kutipan pernyataan yang dipersoalkan pengacara keluarga JK yang juga Ketua Tim Hukum paslon Pilkada Makassar, Munafri Arifuddin-Abdul Rahman Bando (Appi-Rahman), Yusuf Gunco.