Gagal Ginjal Akut Mulai Meresahkan, Jika Buah Hati Mengalami Ini Segera Konsultasi ke Dokter
Ilustrasi kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak. (Pixabay)

Bagikan:

SLEMAN - Kasus gagal ginjal akut kian mengkhawatirkan. Para orang tua diminta meningkatkan kewaspadaan saat kondisi anak sakit.

Dokter spesialis anak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dr Raden Yuli Kristianto Sp.A mengimbau orang tua memantau urine sang buah hati jika tengah sakit. Ini merupakan salah satu upaya penanganan penyakit gagal ginjal akut

"Jika produksi urine turun atau bahkan tidak buang air kecil selama enam jam, orang tua jangan cemas, dan tidak panik, namun segera konsultasikan kepada dokter," kata Raden Yuli, seperti dikutip dari Antara, Sabtu, 22 Oktober.

Ia mengatakan, dokter akan melakukan penanganan kesehatan berupa pemeriksaan fisik kemudian ditunjang dengan pemeriksaan laboratorium. Dia juga menambahkan, saat ini tenaga kesehatan di seluruh Indonesia diminta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kasus gagal ginjal.

"Jika anak tersebut terindikasi mengalami gagal ginjal akut maka akan dilakukan rujukan ke RS rujukan khusus. Di Yogyakarta yang menjadi rumah sakit rujukannya ialah RSUP Dr Sardjito," katanya.

Yuli mengatakan, sampai saat ini masyarakat Indonesia pada umumnya masih menunggu informasi lebih lanjut dari Kemenkes RI, BPOM serta instansi-instansi pemerintah lainnya terkait kondisi gagal ginjal akut atipikal pada anak dan penggunaan obat-obatan sirop.

"Artinya masih akan ada kebijakan-kebijakan yang berubah dalam menangani kondisi tersebut," katanya.

Oleh karenanya, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan beberapa hal mengenai gangguan gagal ginjal pada akut anak, yakni berdasarkan keputusan Kementerian Kesehatan serta rekomendasi dari IDAI.

Untuk tenaga kesehatan saat ini direkomendasikan untuk tidak meresepkan obat-obatan cair terlebih dahulu.

"Oleh karena itu apabila terdapat penggunaan obat-obatan cair secara rutin, dimohon segera berkonsultasi kepada dokter anak untuk penggantian obat tersebut," katanya.

Ia mengatakan, kaitannya dengan obat-obatan sirop, yang menyebabkan gagal ginjal dengan mengonsumsi obat sirop sebenarnya bukan komponen di dalamnya. Tetapi pelarutnya yang menggunakan ethylene glycol dan diethylene glycol.

"Di Indonesia saat ini BPOM melakukan penyelidikan obat-obat apa saja yang mengandung ethylene glycol dan diethylene glycol," katanya.

Menurut dia, dari hasil penyelidikan tersebut telah keluar hasil sementara bahwa ada beberapa obat di Indonesia yang mengandung ethylene glycol dan diethylene glycol.

"Jadi sebaiknya masyarakat tetap menunggu hasil BPOM sampai final, serta diminta untuk tidak melakukan 'selfmedicating' dengan obat-obatan sirop," katanya.