PALU - Kepala Bandara Mutiara Sis Al-Jufri, Palu, Sulawesi Tengah, Rudi Richardo menyebut progres pembangunan rekonstruksi dan rehabilitasi bandara usai bencana gempa pada 2018 sudah mencapai 40 persen.
"Sudah mencapai 40 persen lebih harapannya semua bisa terlaksana sesuai dengan kontrak bulan Maret tahun 2023 pengerjaan sudah selesai,"jelas Rudi dilansir ANTARA, Selasa, 18 Oktober.
Rudi menjelaskan gempa yang terjadi pada tahun 2018 telah mengakibatkan kerusakan bangunan sebesar 70 persen sehingga harus dilakukan rekonstruksi dan rehabilitasi.
Dalam masa pembangunan, operasional pelayanan di bandara tetap berlangsung sesuai SOP dengan memanfaatkan area yang terbatas.
"Terjadi penyempitan area sehingga kami menyampaikan permohonan maaf terhadap keterbatasan area dan operasional kita tetap lakukan sesuai SOP dengan kondisi bandara yang sedang diperbaiki," sebutnya.
BACA JUGA:
Menurut Rudi, kendala yang terjadi dalam pembangunan tersebut ada pada proses pengerjaan aspal karena secara umum dipengaruhi oleh cuaca, sehingga pihaknya terus berkoordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Meteorologi dalam mengeluarkan prakiraan cuaca setiap hari.
"Rekonstruksi dan rehabilitasi dibagi dalam dua sisi yaitu udara dan darat, sekarang masih on progres namun khusus sisi udara hambatan yang terjadi adalah cuaca yang menyebabkan proses aspal melambat kalau hujan," terangnya.
Saat ini pihaknya terus mendorong percepatan pembangunan untuk memaksimalkan pelayanan dengan mengutamakan penataan pada area pintu gerbang bandara.
"Saat ini total landasan pacu Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Palu kurang lebih 2.250 meter," sambungnya.