Bagikan:

NTT - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga Nusa Tenggara Timur (NTT) mewaspadai cuaca ekstrem akibat gelombang equatorial Rossby. Diperkirakan gelombang itu muncul selama beberapa hari ke depan.

"Terdapat gelombang equatorial Rossby aktif di wilayah Nusa Tenggara (NTT) yang dapat menimbulkan cuaca ekstrem berupa hujan ringan hingga deras," kata Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang BMKG Agung Sudiono Abadi ketika dikonfirmasi di Kupang, NTT, Rabu 12 Oktober.

Ia mengatakan hal itu, berkaitan dengan prospek cuaca satu minggu ke depan pada 11-17 Oktober di NTT.

Agung menjelaskan gelombang ekuator Rossby merupakan gelombang atmosfer yang bergerak ke arah barat dan terletak di sepanjang ekuator yang umumnya berlangsung selama 7-10 hari.

Selain gelombang Rossby, juga terdapat tekanan rendah di sekitar NTT dan kondisi kelembapan udara dari lapisan atas hingga bahwa cukup basah.

Kondisi ini berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan sehingga dapat menimbulkan hujan sedang hingga deras di NTT.

Ia menjelaskan, posisi matahari saat ini bergerak menuju belahan bumi selatan (BBS) menyebabkan sebagian wilayah Indonesia termasuk NTT berada pada masa transisi peralihan musim atau pancaroba atau peralihan musim dari kemarau ke musim hujan dimana potensi pembentukan awan-awan konvektif mulai meningkat.

Agung mengimbau, warga NTT agar mulai meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak cuaca berupa curah hujan yang dapat menimbulkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, maupun sambaran petir.

Masyarakat, kata dia perlu melakukan langka antisipasi bencana seperti membersihkan saluran air, memangkas pohon-pohon yang rapuh atau mudah tumbang di lingkungan sekitar.

Selain itu masyarakat yang tinggal di wilayah perbukitan atau curam agar lebih waspada dan menyiapkan langkah mitigasi resiko bencana serta siap mengevakuasi diri ketika terjadi hujan dalam durasi waktu yang lama.

Agung mempersilahkan masyarakat agar terus mengikuti informasi cuaca dari BMKG sebagai referensi untuk memahami kondisi cuaca sehingga dapat berupaya meminimalisir dampak kerugian jika terjadi bencana.