Bagikan:

MAKASSAR - Sejumlah perwakilan suporter sepakbola mendeklarasikan pesan damai seusai menggelar doa dan zikir bersama dirangkaikan pembacaan yasin serta tahlilan bagi para korban tragedi Stadion Kanjuruhan di Tribun Lapangan Karebosi Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu malam 8 Oktober.

Deklarasi tersebut dilaksanakan perwakilan suporter klub sepakbola seperti Arema FC (Aremania), PSM Makassar (The Macz Man), Persija Jakarta (Jak Mania), Persebaya Surabaya (Bonek) Persib Bandung (Bobotoh), Persela Lamongan (LA Mania) dan Madura United (K-Conk).

Terdapat lima poin deklarasi, dibacakan secara bergiliran. Pertama, siap menjunjung tinggi jiwa sportifitas dan kebersamaan dalam mendukung masing-masing tim kebanggaan

Kedua, siap menjadi suporter yang baik, damai,dan aman di Kota Makassar. Ketiga, siap terus menjaga silaturahmi dan sinergitas antar suporter yang ada di Kota Makassar.

Keempat, siap menjaga keamanan bersama Polri TNI di setiap pertandingan yang ada di kota ini. Dan kelima, bersama kita kuat dan atas nama kemanusiaan untuk seluruh saudara-saudara.

Ketua perwakilan Aremania Pinisi Makassar, Ahmad Fahcrozi usai deklarasi itu mengatakan, mendukung penuh penyelenggaraan sepakbola secara damai dan sportif. Meskipun dirinya Aremania merantau di Makassar, namun ia berharap sportifitas dan soliditas antarsuporter terus dijaga.

"Tidak boleh ada permusuhan disini, tidak ada. Semua suporter punya jiwa yang sama, meski beda klub. Kita berharap kejadian di Kanjuruhan tidak terulang lagi," paparnya dikutip Antara, Minggu 9 Oktober.

Pihaknya menaruh harapan besar, atas kejadian di Stadion Kanjuruhan, Malang untuk diusut secara serius oleh pihak yang berwajib secara transparan dan terbuka kepada publik.

"Diusut tuntas. Tapi, kita tidak mau menyalahkan siapa-siapa, sekarang kami berduka bersama rekan-rekan suporter semua, Insya Allah semua akan berjalan dengan baik dan terlaksana sesuai harapan semuanya," kata Ahmad berharap.

Hal senada disampaikan suporter PSM Makassar, Arie dengan menyatakan peristiwa di Stadion Kanjuruhan yang menewaskan 131 orang tidak boleh terulang pada semua stadion di Indonesia. Ia berharap PSSI sebagai organisasi sepakbola maupun Kementerian Olahraga mengevaluasi semua stadion beserta standar pengamanannya.

"Kita berharap tidak ada lagi tembakan gas air mata, yang akhirnya membuat seluruh suporter di Indonesia mengeluarkan air mata duka usai kejadian itu. Karena jelas, aturan FIFA melarangnya. Kepada PSSI, Menpora segera evaluasi dan tingkatkan kualitas sepakbola kita bisa lebih baik," katanya.