SOLO - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surakarta meningkatkan pengawasan Jembatan Sesek yang menghubungkan Kabupaten Sukoharjo dengan Kota Solo menyusul hujan deras yang terjadi beberapa waktu terakhir.
Kepala BPBD Surakarta Nico Agus Putranto mengatakan tingginya intensitas hujan tersebut berpotensi memberikan dampak pada meluapnya Sungai Bengawan Solo yang di atasnya terdapat Jembatan Sesek.
"Oleh karena itu, kami intensifkan pengawasan dan patroli wilayah sungai, khususnya di sejumlah lokasi yang rawan banjir," katanya dilansir ANTARA, Jumat, 7 Oktober.
Jembatan Sesek beberapa waktu terakhir dimanfaatkan sebagai jalur alternatif pengendara roda dua yang selama ini melewati Jembatan Mojo yang saat ini sedang direvitalisasi pemerintah.
Para pengendara memilih Jembatan Sesek karena lebih cepat dibandingkan dengan jalur alternatif yang sudah disiapkan pemerintah, yakni Jembatan Bacem.
Pengawasan tersebut sejalan dengan Instruksi Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka yang meminta BPBD dan SAR untuk ikut mengawasi keberadaan jembatan bambu itu untuk antisipasi kejadian yang tidak diinginkan.
"Tiap pagi dan sore hari kami selalu pantau, apalagi saat hujan lebat terjadi. Kami tempatkan petugas untuk mengecek debit air sungai dan keberadaan jembatan. Kami minta pengelola, saat hujan aktivitas penyeberangan dihentikan sementara," katanya.
BACA JUGA:
Sebelumnya, Gibran mengatakan pemantauan oleh pemerintah daerah terus dilakukan untuk memastikan kekuatan dan keamanan Jembatan Sesek agar lebih aman digunakan warga untuk menyeberang.
Dia mengatakan pemerintah sebenarnya tidak merekomendasikan Jembatan Sesek sebagai jalur alternatif mengingat dari sisi keamanan kurang baik.
"Yang penting setelah perbaikan Jembatan Mojo selesai saya minta segera dibongkar," katanya.