JAKARTA - PDI Perjuangan (PDIP) menyebut tahapan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 baru akan dimulai Oktober 2023. Semua pihak diminta untuk fokus pada kondisi terkini daripada buru-buru berkontestasi.
"Maka pesan kami jangan bawa kontestasi Pilpres terlalu dini, karena pendaftaran calon presiden dan cawapres masih Oktober tahun depan. Masih lama, jangan kuras energi bangsa kita ini sehingga kehilangan momentum untuk bangkit," kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 6 Oktober.
Hasto mengatakan kondisi bangsa terkini perlu perhatian khusus. Penyebabnya, selain pandemi COVID-19 belum rampung, perang Rusia-Ukraina juga menimbulkan dampak krisis.
Menurut dia, Pilpres 2024 harus dipersiapkan secara matang karena jadi momentum mencari pemimpin yang yang punya visi masa depan dan rekam jejak yang baik, kinerja serta kepemimpinan ideologis mumpuni, dan mampu bertanggungjawab.
"Pemilu jadi momentum bagi kita untuk membangunkan seluruh energi positif kita agar kita bisa tampil jadi pemimpin di antara bangsa-bangsa dunia," ujarnya.
"Karena justru di tengah berbagai persoalan muncul peluang bagi kepemimpinan kita termasuk untuk membangun hegemoni Indonesia di bidang pangan. Kalau militer kita belum mampu, paling tidak dari pangan dulu karena kita punya sumber daya yang luar biasa," sambung Hasto.
BACA JUGA:
Hasto mengatakan partainya kini memilih fokus menghadapi krisis daripada buru-buru berkontestasi. Bahkan, perintah dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, para kepala daerah dan pilar partai lainnya harus menanam tanaman pendamping beras.
Perintah ini disampaikan karena melihat kondisi dunia saat ini. "Sejak Maret 2020 Ibu ketua umum sudah mengeluarkan instruksi kepada tiga pilar partai untuk menanam 10 tanaman pendamping beras," ujarnya.
"Kalau sejak dua tahun lalu seluruh komponen bangsa itu bekerja keras menanam 10 tanaman pendamping beras tentu saja kita memiliki daya tahan yang sangat kuat," pungkas Hasto.