Yogyakarta Optimalkan Sumur Resapan Air Hujan Tangani Genangan
Ilustrasi - Fasilitas penangkap air hujan yang dialirkan ke sumur resapan di Desa Sugihwaras, Salatiga, Selasa (10/3/2020). ANTARA/Anom Prihantoro

Bagikan:

YOGYAKARTA - Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Yogyakarta mengoptimalkan fungsi sumur resapan air hujan untuk menangani genangan yang berpotensi muncul saat musim hujan.

“Sumur resapan air hujan ini kami buat di saluran drainase,” kata Kepala Bidang Sumber Daya Air dan Drainase Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kota Yogyakarta Kurniadi Rahmawan dilansir ANTARA, Rabu, 5 Oktober.

Menurut dia, fungsi pembuatan sumur resapan air hujan di saluran drainase akan meningkatkan kapasitas saluran sehingga mampu menampung air lebih banyak.

Selain itu, sumur resapan tersebut akan memudahkan pekerjaan pelumpuran atau pembersihan saluran sehingga petugas fokus di satu titik saja dan tidak perlu melakukan pelumpuran di sepanjang saluran.

Sumur resapan air hujan yang dibuat di sepanjang saluran drainase biasanya memiliki spesifikasi berdiameter 90 centimeter dengan kedalaman tiga hingga empat meter dan setiap sumur resapan berjarak 10-15 meter.

Pembuatan sumur resapan sudah dilakukan di Kota Yogyakarta sejak 2012 dan tetap dilakukan untuk meningkatkan kapasitas saluran drainase sekaligus konservasi air tanah.

DPUPKP Kota Yogyakarta mencatat, masih ada sejumlah titik di Kota Yogyakarta yang berpotensi mengalami genangan saat hujan deras atau saat musim hujan, baik di wilayah perbatasan dengan kabupaten lain maupun di dalam kota.

Titik genangan di dalam Kota Yogyakarta yang masih kerap muncul berada di kawasan Kotabaru di sekitar Jembatan Gondolayu, sedangkan di daerah perbatasan berada di sekitar Panggung Krapyak. "Untuk di kawasan Kotagede, sudah mulai tertangani,” katanya.

Munculnya genangan saat musim hujan tersebut bukan disebabkan tidak adanya saluran drainase di kawasan tersebut tetapi kondisi saluran air hujan yang tidak lagi mampu menampung air.

“Drainase yang ada biasanya sudah berusia tua sehingga kapasitasnya kecil dan tidak lagi mampu menampung air saat hujan deras. Selain itu, juga disebabkan sedimentasi,” katanya.

Perbaikan drainase menjelang musim hujan, lanjut dia, juga dilakukan seperti di Jalan Magelang serta di kawasan Wirosaban.