JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) meminta tiket masuk Taman Mini Indonesia Indah (TMII) tetap terjangkau dan tidak mahal bagi masyarakat setelah dilakukan penataan.
Staf Ahli Menteri Bidang Keterpaduan Pembangunan Kementerian PUPR, Achmad Gani Ghazaly Akman mengakui hingga saat ini harga tiket masuk untuk TMII belum dihitung.
"Tapi kelihatannya karena (penataan) menggunakan APBN tarif tetap sama saja. Tidak mahal," ujar Gani di Jakarta, Rabu 28 September dilansir dari Antara.
Kawasan TMII saat ini belum terbuka untuk masyarakat karena menunggu selesainya perhelatan G20. Pembukaan untuk masyarakat sendiri akan dilakukan secara bertahap.
Gani juga mengatakan, kemungkinan akan ada program dari TWC sebagai pengelola TMII.
Dalam kesempatan sama, Ketua Komisi V DPR RI Lasarus mengatakan hal yang harus paling diutamakan adalah bagaimana TMII setelah perhelatan G20.
"Tempat ini dulunya ramai dan menarik banyak orang," kata Lasarus.
Komisi V DPR RI sudah menyampaikan kepada pengelola TMII, jangan sampai terulang kembali rencana kenaikan harga tiket masuk seperti Borobudur yang sulit dijangkau bagi masyarakat.
Komisi V DPR RI mengingatkan, kegiatan pembangunan dan penataan TMII menggunakan dana APBN.
"Seperlunya, paling tidak cukup untuk melakukan pemeliharaan. Ini merupakan area publik, kita tidak mencari untung terlalu besar di sini. Biarkanlah rakyat menikmati," ujar Lasarus.
BACA JUGA:
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo berharap TMII setelah direnovasi akan menjadi sebuah Taman Mini Indonesia untuk tujuan wisata masyarakat domestik dan juga wisatawan mancanegara.
Presiden juga berpesan agar tarifnya jangan mahal-mahal, rakyat harus tetap bisa menikmati TMII.
Penataan dan revitalisasi sarana prasarana di kawasan TMII utamanya dalam rangka persiapan Presidensi Indonesia pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, November mendatang sekaligus meningkatkan pelayanan TMII sebagai destinasi wisata rakyat sejak tahun 1970-an.