JAKARTA - Tim peneliti dari Departemen Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dan IMERI FKUI bekerja sama dengan PT Konimex meluncurkan alat deteksi dini demam berdarah dengue (DBD) dengan nama KODC Dengue.
Alat dengan lisensi dari FKUI ini menggunakan prinsip Lateral Flow Immunochromatographic Assays (LFIAs) untuk mendeteksi antigen dengue, yaitu protein NS-1 yang ada di dalam darah pasien, baik dalam darah utuh, plasma, maupun serum.
Ketua tim peneliti Beti Ernawati Dewi mengatakan, ada enam keunggulan KODC Dengue. Pertama, alat deteksi ini bekerja dengan cepat. Dalam prosesnya memerlukan waktu 15 menit untuk menentukan ada tidaknya infeksi dengue. Kedua, sensitif karena berbasis strain DENV (Virus Dengue) yang beredar di Indonesia.
Ketiga, spesifik karena dikembangkan berdasarkan epitop DENV yang tidak cross reaksi dengan virus lain.
"Keempat, relatif murah karena produksi dalam negeri dan juga dapat mendeteksi infeksi DENV dengan berbagai macam tipe spesimen yaitu plasma, serum, dan whole blood," jelasnya dalam keterangan di Depok, Antara, Rabu, 14 September.
Selanjutnya Kelima, dapat disimpan di suhu kamar sehingga tidak memerlukan cool chain dalam pengiriman dan penyimpanan. Dan terakhir, eenam, dapat mendeteksi NS-1 dari sampel darah utuh.
Tim peneliti yang terlibat dalam pengembangan KODC Dengue adalah dr. Mirawati Sudiro, Ph.D; Fithriyah, M.Biomed, Ph.D.; Evy Suryani dan Hidayati Desti dari Departemen Mikrobiologi Klinik FKUI-RSCM/Infectious Disease and Immunology Cluster IMERI FKUI, Andriansjah, S.Si, M.Biomed, Ph.D., dari Departemen Mikrobiologi Klinik FKUI-RSCM, dan Dr. dr. Leonard Nainggolan, Sp.PD-KPTI., dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM/ Infectious Disease and Immunology Cluster IMERI FKUI.
BACA JUGA:
Dekan FKUI Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam mengatakan, penemuan ini berhasil melengkapi rangkaian inovasi dan terobosan peneliti Indonesia, khususnya para peneliti FKUI, di bidang deteksi dini demam berdarah sebelumnya.
Indonesia sebagai negara endemis demam berdarah dengue (DBD) tentu saja sangat terbantu dengan adanya inovasi ini. Diagnosis DBD diharapkan berjalan lebih cepat dan akurat sehingga penanganan optimal dapat segera diberikan.
"Saya berharap, pencapaian ini mampu menarik antusiasme peneliti sekaligus industri dalam negeri untuk terus berkolaborasi dan berinovasi dalam mengembangkan kemandirian bangsa di bidang penyediaan alat kesehatan," kata Ari Fahrial Syam
Sementara itu, Direktur Utama PT Konimex, Rachmadi Joesoef mengatakan bahwa perjalanan produk KODC Dengue ini dimulai pada tahun 2016 dari keinginan untuk mengupayakan agar setiap masyarakat Indonesia dapat mendeteksi awal penyakit-penyakit secara umum dan dapat melakukan tindakan preventif yang tepat.