SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menggandeng Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk mengoptimalkan penggunaan anggaran mengatasi dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
"Dalam situasi seperti saat ini, tidak hanya dibutuhkan leadership yang kuat, tapi juga keahlian dan kesadaran dalam mengelola keuangan negara agar tidak terjadi kebocoran, serta penyelewengan. Maka pemerintah harus tetap berjalan, regulasi harus diikuti, meskipun regulasinya juga kita sesuaikan," kata Ganjar, Rabu 14 September.
Menurut Ganjar, hal itu juga berlaku dalam penanganan inflasi seperti hari ini yang membutuhkan ahli teknis atau orang yang paham betul dalam pengelolaan keuangan. Penanganan atau merespons inflasi juga butuh ahli teknis .
"Jadi ketika regulasi berubah, pintu-pintu dan jendela-jendela yang bikin bocornya anggaran mesti disiapkan untuk ditutup," lanjut dia setelah menghadiri serah terima jabatan Kepala BPK RI Perwakilan Jawa Tengah.
Ia menyebutkan pelatihan-pelatihan harus dilakukan untuk meningkatkan keahlian dalam mengelola keuangan dan BPK dapat membantu dengan memberikan pendampingan, serta pelatihan.
"Bisa juga pelatihan dilakukan oleh internal pemerintah sendiri. Keterampilan mengelola keuangan ini menjadi penting sehingga level ahli perlu dalam pelaksanaan di lapangan, termasuk menjaga akuntabilitasnya," katanya.
Ganjar bilang, Pemprov dan juga pemerintah kabupaten/kota se-Jateng intens berkomunikasi dengan BPK Perwakilan Jawa Tengah dan dari komunikasi itu selalu ada catatan-catatan hasil audit yang bisa mempengaruhi kinerja pemerintahan.
Hal itu terbukti saat Pemprov Jateng dan 35 kabupaten/kota sudah mendapatkan predikat wajar tanpa pengecualian (WTP) dari BPK RI.
BACA JUGA:
"Minimal dari keuangannya dulu, sekarang sudah WTP. Meskipun WTP tidak berarti sudah beres semua di dalamnya. Ada potensi yang masih harus kita perbaiki, namun catatan-catatan itu yang hari ini penting untuk kabupaten/kota dan provinsi untuk memperbaiki diri," ujarnya.
Ia berharap kehadiran anggota II BPK RI, Daniel Lumban Tobing, dalam acara itu dapat memberikan penjelasan mengenai beberapa model audit dan tata cara pengelolaan keuangan atau paling tidak ada kesadaran dari pengelola keuangan negara untuk memperbaiki.
"Jangan ada korupsi, laporan selalu transparan, dan sekarang ditambah satu lagi kinerja, maka tadi ada beberapa sampel yang diambil di kabupaten/kota seperti kinerja pengelolaan air, pengelolaan sampah, sehingga semakin hari makin akuntabel untuk pengelolaan keuangan," katanya.