Bagikan:

JAKARTA - Pameran produk halal pada ajang Malaysia International Halal Showcase (MIHAS) digelar di Kuala Lumpur, Malaysia, dari 7-10 September 2022.

Berbagai macam produk halal dari Malaysia dan mancanegara dipromosikan dalam pameran produk halal terbesar di dunia tersebut. Tidak hanya dari Malaysia, produk halal dari negara-negara lain juga turut ditampilkan, termasuk produk halal dari Indonesia.

Digelar secara hibrida, Perusahaan Pengembangan Perdagangan Eksternal Maysia (Malaysia External Trade Development Corporation/MATRADE) menyelenggarakan acara tersebut secara luring di Malaysia International Trade and Exhibition Centre (MITEC), Kuala Lumpur. Sementara, acara virtual berlangsung di situs mikro MIHAS dari 7-10 September 2022.

Pameran produk halal MIHAS merupakan platform bisnis industri halal yang memungkinkan pengunjung dan produsen produk halal terlibat dalam satu forum yang memberikan kesempatan bagi mereka untuk memperluas jangkauan pasar produk halal ke seluruh dunia.

Tidak hanya makanan dan minuman, 12 segmen produk halal lain juga turut dipromosikan, antara lain jasa dan enabler atau penyedia solusi digital, kosmetik dan produk perawatan, mode, teknologi makanan, farmasi, rekreasi dan media, e-commerce, keuangan syariah, wisata, waralaba, pendidikan, serta seni dan kerajinan Islam.

"MIHAS kembali lagi tahun ini, lebih besar dan lebih baik dari sebelumnya," kata CEO MATRADE Datuk Mohd Mustafa Abdul Aziz dalam sebuah acara temu media, di Kuala Lumpur, dikutip Antara, Minggu.

MIHAS menampilkan lebih dari 1.300 stan, dengan lima negara peserta pameran teratas, antara lain adalah Kuwait, Indonesia, Thailand, Afrika Selatan dan Palestina. Secara total, MIHAS 2022 menarik banyak peserta internasional dari 30 negara lebih.

Bersamaan dengan edisi MIHAS ke-18, International Sourcing Program (INSP) juga diadakan sebagai bagian dari rangkaian acara yang menjembatani lebih dari 1.700 pertemuan bisnis antara pembeli mancanegara dan eksportir produk halal Malaysia.

Para distributor Indonesia juga datang untuk mencari produk halal baru sehingga memungkinkan mereka untuk membuka peluang segmen pasar baru di Indonesia.

"Sebagaimana layaknya produk impor, mereka selalu punya pasar tersendiri. Dan produk-produk Malaysia ini kebanyakan produk-produk unik yang memang marketnya sendiri tidak begitu banyak atau belum ada," kata Rendy, Direktur PT ACK Indonesia, dalam INSP MIHAS di Kuala Lumpur, Selasa (6/9).

Rendy mengatakan alasannya mencari produk Malaysia adalah karena produk-produk tersebut mayoritas halal sehingga perusahaannya dapat lebih mudah mencari segmen pasar yang lebih luas di Indonesia.

Produsen-produsen tersebut juga bersedia untuk diaudit sertifikasi halalnya sehingga memberi kepastian bagi pasar.

Rendy menilai acara INSP MIHAS sebagai kesempatan yang menarik karena ia bisa dengan mudah menemukan produsen produk halal tanpa harus melakukan survey dan pertemuan bisnis yang terkadang sulit untuk dilakukan.

Ditambah dengan pertemuan bisnis yang digelar secara daring, NISP MIHAS secara total telah membantu menjembatani pertemuan bisnis antara hampir 600 eksportir Malaysia dengan lebih dari 400 pembeli dari 50 negara, termasuk Timur Tengah, Eropa, Asia Tengah, Asia Selatan, ASEAN, Oceania, dan kawasan Afrika.

Paviliun Indonesia

Total 1.258 peserta mengikuti acara pameran MIHAS. Para peserta tidak hanya dari Malaysia, tetapi banyak peserta yang tergabung dalam beberapa paviliun dari luar negeri juga hadir, termasuk Indonesia, Arab, Thailand, Kuwait, Palestine, Taiwan, South Afrika dan banyak lainnya.

Sejumlah peserta pameran dari Indonesia mengaku antusias mengikuti pameran tersebut.

"Kenapa antusias karena sebelumnya dua tahun itu kita online sehingga tidak maksimal. Dengan sudah offline, mudah-mudahan tahun ini bisa maksimal," kata Ketua Umum Asosiasi Produsen Produk Halal Indonesia (APPHI) Aman Suparman, Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu (7/9).

Senada dengan Aman, Muslehudin dari IKM Sate Rembiga, juga menyampaikan antusiasmenya dapat mengikuti acara MIHAS untuk pertama kali. Demikian juga dengan Asri dari CV Samara Micron Saleronell.

Tidak hanya untuk promosi, para peserta Indonesia juga menjadikan ajang tersebut untuk memperkenalkan budaya dan kuliner khas asal Indonesia.

Sebagai bagian dari tanggung jawab untuk menjembatani upaya produsen produk halal Indonesia, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Malaysia turut membantu mempromosikan produk halal dari Indonesia dalam acara MIHAS 2022.

"Kami membantu mempromosikan produk halal dari Indonesia," tutur Atase Perdagangan KBRI Malaysia Deden Muhammad Fajar Siddiq, di hari pertama pameran dibuka.

Ia mengatakan alasan KBRI mengikuti MIHAS 2022 adalah untuk mempromosikan produk-produk Indonesia yang memenuhi persyaratan halal sehingga para eksportir bisa menjangkau lebih banyak pasar internasional.

Saat ini, produk halal, kata dia, tidak hanya berkaitan dengan makanan dan minuman, tetapi juga banyak barang dan jasa lainnya. Oleh karena itu, ada banyak segmen produk halal asal Indonesia yang dipromosikan selama MIHAS 2022.

Barang-barang tersebut antara lain adalah pakaian, kosmetik, sandal, kaos kaki, sarung, ikan tuna, keripik, bumbu dapur, sate, ayam taliwang, gula aren, dan produk-produk lain yang tergabung dalam halal food, halal fashion, halal kosmetik dan farmasi, halal tourism dan halal di bidang jasa.

Produk yang dipamerkan di paviliun Indonesia sudah dikurasi dan dipilih untuk bisa dipasarkan baik di Malaysia atau di negara lain sehingga Deden yakin produk-produk Indonesia memiliki kualitas yang tidak kalah saing dari negara lain.

Melalui pameran tersebut, eksportir Indonesia diharapkan bisa membangun jaringan dengan peserta lain dalam pameran serta menemukan calon pembeli sehingga terjadi transaksi.

"Jadi target pameran tentu untuk membangun jaringan. Kedua, tindak lanjutnya outputnya adalah terjadi transaksi perdagangan," demikian katanya.

Selain pasar Malaysia, produk-produk Indonesia diharapkan memiliki pasar yang semakin luas dan berkembang di negara-negara Muslim lain seperti Timur Tengah, Asia Tengah, bekas negara-negara Uni Soviet yang beragama Islam dan juga negara-negara lain yang memberikan perhatian terhadap kehalalan produk dan jasa.

Sementara itu, Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Malaysia Harmono menekankan pentingnya upaya untuk mempromosikan produk halal dari para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ke pasar internasional sehingga produk mereka bisa semakin dikenal secara global.

"Jadi kita sekarang ini memang perlu lebih memfokuskan UMKM," demikian katanya saat mengunjungi Paviliun Indonesia di acara MIHAS di Kuala Lumpur, Kamis (8/6).

Dubes Hermono menilai acara MIHAS sebagai kesempatan yang perlu dimanfaatkan dengan baik oleh para peserta pameran dari Indonesia karena pameran produk halal tersebut merupakan yang terbesar.

Terlebih lagi, pameran edisi ke-18 tahun itu digelar secara hibrida, setelah tahun sebelumnya hanya diadakan secara daring akibat pandemi COVID-19. Oleh karena itu, lebih banyak pengunjung atau calon pembeli datang ke pameran itu. Dengan demikian, kesempatan untuk memperoleh pasar baru juga terbuka lebar.

"Ini merupakan tempat pertemuan para pelaku produk halal dari seluruh dunia, tidak hanya Asia Tenggara saja. Jadi teman-teman yang ikut pameran di sini memiliki peluang untuk memperluas pasarnya," demikian dia.

Terkait kehalalan produk, Harmono juga mendorong Kementerian Perdagangan untuk lebih memfasilitasi sertifikasi halal sehingga sertifikat halal Indonesia bisa lebih diakui di banyak negara lagi.

Dengan demikian, banyak upaya yang telah dilakukan pemerintah melalui pihak-pihak terkait untuk mempromosikan produk halal Indonesia, semoga para produsen produk halal Indonesia bisa semakin memperluas pasar mereka di mancanegara sehingga produk halal Indonesia semakin mengglobal ke seluruh penjuru dunia.