JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menelisik peran Kementerian Pendidikan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan rektor terkait penerimaan mahasiswa baru di Universitas Lampung (Unila).
Langkah ini dilakukan dengan memeriksa saksi, yaitu Sekretaris Ditjen Dikti Ristek Tjiktjik Srie Tjahjandarie. Penyidik memeriksanya pada Jumat, 9 September kemarin.
"Dikonfirmasi mengenai peran Kemendikbud dan rektor dalam penerimaan mahasiswa baru tersebut," kata Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri kepada wartawan, Sabtu, 10 September.
Selain itu, Tjiktjik juga diminta keterangan terkait dasar hukum serta prosedur penerimaan mahasiswa baru. Keterangan tersebut, kata Ali, diyakini membuat terang dugaan suap yang menjerat Rektor Unila nonaktif Karomani.
Diberitakan sebelumnya, KPK menetapkan empat tersangka dugaan suap penerimaan mahasiswa baru pada Universitas Lampung tahun 2022. Penetapan tersangka ini berawal dari operasi tangkap tangan yang dilakukan di Lampung, Bandung, dan Bali.
Para tersangka yang terjerat kasus ini adalah Rektor Universitas Lampung 2020-2024 Karomani; Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Lampung Heryandi; Ketua Senat Universitas Lampung Muhammad Basri; dan swasta Andi Desfiandi.
Dalam kasus ini, Karomani diduga mematok harga bagi calon mahasiswa baru di kampusnya dengan kisaran Rp100 juta hingga Rp350 juta saat melaksanakan Seleksi Mandiri Masuk Universitas Lampung (Simanila). Permintaan ini disampaikan setelah Heryandi dan Muhammad Basri menyeleksi secara personal kesanggupan orang tua mahasiswa untuk membayar.
BACA JUGA:
Dari perbuatannya itu, Karomani diduga berhasil mengumpulkan uang sebesar Rp603 juta dari dosen bernama Mualimin. Selanjutnya, dia menggunakan uang yang diterimanya untuk keperluan pribadi sebesar Rp575 juta.
Sementara dari Muhammad Basri dan Budi Sutomo yang merupakan Kepala Biro Perencanaan dan Hubungan Masyarakat Universitas Lampung, diduga total uang yang diterima Karomani mencapai Rp4,4 miliar. Uang ini kemudian dialihkan menjadi tabungan deposito, emas batangan, dan masih ada yang dalam bentuk tunai.