Bagikan:

JAKARTA - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri angkat bicara soal foto yang diunggah oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan beberapa waktu lalu dengan pose membaca buku berjudul How Democracies Die. 

Menurut dia, buku ini sudah lama dibacanya dan di buku tersebut juga dijelaskan banyak negara yang gagal mencapai tujuannya karena korupsi.

"Kemarin saya lihat di media Pak Anies membaca How Democracies Die. Bukunya ada itu sudah lama, saya sudah baca buku itu. Kalau ada yang baru baca sekarang, kayak baru. Makanya banyak yang mengkritisi. Sudah lama buku itu, pak," kata Firli saat memberikan sambutan dalam acara Serah Terima Barang Rampasan dari KPK, Selasa, 24 November.

Firli kemudian menyebut, dalam buku tersebut negara gagal mencapai tujuannya karena korupsi. Hal ini mungkin terjadi karena kejahatan ini bukan hanya merugikan keuangan negara tpi juga merugikan seluruh aspek kehidupan negara.

"Korupsi tidak hanya sekadar kejahatan merugikan keuangan negara, tidak hanya sekadar merugikan ekonomi negara, tapi korupsi adalah kejahatan yang merasuk pada seluruh sendi kehidupan. Semua aspek kehidupan bisa terdampak pada korupsi," tegasnya.

Untuk mencegah hal ini terjadi, penanganan korupsi harus dilakukan dengan tiga cara, yaitu menyelamatkan keuangan dan kekayaan negara, menjamin tersampaikannya hak politik dan sosial, serta menjamin keselamatan bangsa dan warga negaranya. "Ini tiga hal yang harus kita pahami kenapa kita harus melakukan pemberantasan korupsi," ungkap dia.

Dia juga mengatakan korupsi ini bukan hanya menjadi perhatian Indonesia saja. Kejahatan ini, kata dia, juga menjadi perhatian seluruh dunia dan harus mendapatkan perhatian serta penanganan khusus. 

"Kejahatan ini adalah kejahatan luar biasa maka butuh penanganan luar biasa," ujarnya.

Diketahui, melalui media sosial miliknya yaitu Twitter, Facebok, dan Instagram Anies mengunggah foto dirinya yang tampak menggunakan kemeja putih dan bersarung duduk sambil serius membaca buku How Democracies Die karya Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt. 

Pada latar belakang foto tersebut tampak lemari kabinet yang memajang buku dan serta sejumlah ornamen. Selain itu, tampak juga meja panjang yang terdapat sejumlah foto serta lukisan kaligrafi yang menggantung di tembok.

"Selamat pagi semua. Selamat menikmati Minggu pagi," tulisnya di akun Twitter @aniesbaswedan pada Minggu, 22 November.

Adapun buku tersebut berisi penelitian terhadap bentuk-bentuk otorianisme baru di banyak negara di dunia yang sebelumnya dikenal menganut sistem demokrasi.