SURABAYA - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengevaluasi penyaluran bantuan makanan untuk para penyandang disabilitas menyusul adanya keluhan dari warga saat kegiatan "Sambat Nang Cak Eri" di Balai Kota Surabaya, Sabtu, 3 September.
Eri mengatakan, terdapat sejumlah persoalan yang disampaikan langsung oleh warga saat saat kegiatan "Sambat Nang Cak Eri", di antaranya adalah adanya seorang penyandang disabilitas yang mengeluh soal bantuan makanan yang diberikan.
"Kalau saya cenderungnya tidak perlu ada bantuan makanan untuk disabilitas. Karena apa? ketika orang tua atau keluarganya mempunyai pendapatan yang layak, maka sebenarnya disabilitas ini juga mendapatkan makanan yang layak," kata Eri, seperti dikutip Antara.
Oleh sebab itu, Eri menyatakan segera mengevaluasi bantuan makanan bagi penyandang disabilitas tersebut. Apalagi, dalam sehari, disabilitas hanya diberikan makanan satu kali yang dinilainya juga tidak mendidik.
"Maka disabilitas yang pendapatannya di bawah, yang harus disentuh adalah orang tuanya dengan pekerjaan. Sehingga dia memiliki pendapatan yang layak untuk keluarganya," kata Eri.
Dia pun lantas memaparkan, sebenarnya adanya gizi buruk atau bayi stunting, salah satunya juga disebabkan keluarganya tidak memiliki pendapatan yang layak. Sehingga keluarga tersebut pada akhirnya tidak bisa memenuhi kebutuhannya.
"Ini berarti apa? jangan lagi diberikan tambahan bantuan makanan. Tapi pemerintah kota langsung menyentuh orang tuanya," ujar dia.
Di sisi lain, Eri menyatakan, pemerintah juga harus membuka luas lapangan pekerjaan. Dengan cara ini diharapkan keluarga penyandang disabilitas dapat terlibat di dalamnya. Sehingga diharapkan pula ke depan mereka memiliki pendapatan yang layak dan tidak lagi menggantungkan hidupnya kepada pemerintah.
"Jangan sampai nanti wali kota ganti, pemerintahan ganti, mereka ini tidak punya penghasilan yang layak. Maka hari ini, tugas kami adalah memberikan penghasilan yang layak kepada setiap orang tuanya," kata Eri.
BACA JUGA:
Kepada penyandang disabilitas tersebut, Wali Kota Eri juga menawarkannya menjadi mentor atau tenaga pendidik di rumah anak prestasi. Nantinya, rumah tersebut akan menjadi ruang berkumpulnya penyandang disabilitas untuk mengembangkan bakat dan minatnya.
"Kami sudah siapkan rumah yang memang tempat untuk berkumpulnya komunitas disabilitas. Ada beberapa disabilitas yang kami jadikan mentor dan guru dengan pembiayaan dari pemerintah kota," kata dia.
Menurut dia, para mentor inilah yang nantinya memberikan semangat kepada para penyandang disabilitas lain. Sehingga mereka diharapkan pula mempunyai keinginan untuk terus maju dan tidak minder.
"Jadi Insya Allah, rumah ini awal September kami resmikan. Saya lihat kemarin masih ada beberapa perbaikan-perbaikan tambahan," kata dia.