JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bidang pendidikan tetap menjadi prioritas pemerintah meskipun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami tekanan akibat dampak COVID-19.
"Pendidikan kegiatan luar biasa penting jadi meskipun di hadapkan dalam tantangan dan ancaman COVID-19 namun proses belajar mengajar seharusnya tetap bisa dilaksanakan," katanya dalam diskusi daring dikutip dari Antara, Senin 23 November.
Sri Mulyani mengatakan dorongan pemerintah untuk bidang pendidikan di tengah pandemi tercermin melalui berbagai alokasi anggaran seperti Rp2,94 triliun untuk gaji guru honorer di Kemendikbud dan Rp2,08 triliun di Kemenag.
Kemudian Rp2,61 triliun untuk pesantren agar kegiatan belajar mengajar tetap bisa dilakukan meskipun memakai protokol kesehatan, Rp5,5 triliun subsidi internet bagi pelajar siswa dan mahasiswa, dan Rp1,16 triliun bantuan internet untuk guru di Kemenag.
Ia merinci bantuan internet diberikan sebesar 20 GB per bulan untuk PAUD, 35 GB per bulan untuk SD hingga SMA, 42 GB per bulan untuk 6 juta mahasiswa, dan 50 GB per bulan untuk 3,8 juta dosen maupun guru.
"Keseluruhan dana ini menggunakan anggaran mencapai lebih dari Rp6,66 triliun hanya untuk internet," ujarnya.
Selanjutnya, pemerintah juga memberikan subsidi upah bagi 1,6 juta tenaga pendidik nonPNS di lingkungan Kemendikbud dan 800 ribu di lingkungan Kemenag sebesar Rp600 ribu selama tiga bulan dengan total anggaran Rp3,66 triliun.
BACA JUGA:
Tak hanya itu, pemerintah tetap mengeluarkan anggaran untuk berbagai kegiatan rehabilitasi seperti SD dan SMP untuk 528 sekolah, 226 madrasah dan sekolah keagamaan, serta pembangunan 24 asrama dan 25 ruang belajar pondok pesantren.
Selain itu, pemerintah memberikan beasiswa mulai program Indonesia Pintar kepada 15,95 juta pelajar siswa mulai dari SD, SMP, hingga SMA dan untuk 736 ribu orang mahasiswa yang ikut dalam beasiswa bidik misi atau kartu Indonesia kuliah.
Sementara di lingkungan Kemenag diberikan bantuan operasi sekolah untuk 7,6 juta siswa dan bantuan operasi pesantren untuk 193 ribu lembaga yang memiliki 14,2 juta siswa pesantren.
"Ini sesuatu pemihakan karena memang anggaran pendidikan itu anggaran paling besar di belanja negara yaitu 25 persen atau lebih dari Rp500 triliun," tegasnya.