JAKARTA - Kementerian Perindustrian ikut aktif mendorong peningkatan investasi digital guna memperkuat struktur teknologi di dalam negeri, terutama dalam upaya menopang implementasi industri 4.0 bagi sektor manufaktur. Langkah strategis ini sesuai dengan salah satu program prioritas yang terdapat pada peta jalan Making Indonesia 4.0.
“Jadi, kami menyambut baik rencana investasi Amazon Web Services, Inc. (AWS) di Indonesia. Kami harapkan ini akan memacu pengembangan sektor manufaktur, startup hingga industri kecil dan menengah (IKM) di Tanah Air untuk bertransformasi ke arah industri 4.0,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis 23 Januari.
Pada rangkaian agenda menghadiri Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF) 2020 di Davos, Swiss, Menperin Agus melakukan pertemuan dengan Vice President Global Public Policy Amazon Web Service, Michael Punke. Perusahaan yang merupakan divisi layanan teknologi milik Amazon tersebut akan membuka kawasan infrastruktur (AWS region) di Jakarta pada akhir tahun 2021 atau awal 2022.
AWS Jakarta bakal menjadi AWS region ke-9 di kawasan Asia Pasifik, yang bergabung dengan region yang sudah ada di Beijing, Mumbai, Ningxia, Seoul, Singapura, Sydney, Tokyo, dan Hong Kong. AWS Jakarta rencananya terdiri dari tiga Availability Zone (Zona Ketersediaan), yang masing-masing terdiri dari beberapa pusat data. Saat ini, AWS telah menghadirkan 69 Availability Zone di 22 region di seluruh dunia.
BACA JUGA:
“Investasi ini sangat penting, karena akan mendukung posisi Indonesia sebagai digital hub yang strategis untuk pelanggan AWS,” ungkap Agus.
Menurutnya, dengan nanti adanya AWS region diIndonesia, para pelaku startup hingga perusahaan besar dapat memanfaatkan teknologi-teknologi canggih dari AWS termasuk teknologi analitik, artificial intelligent, Internet of Things (IoT), machine learning, layanan mobile, dan infrastruktur teknologi informasi serverless yang tujuannya untuk menghasilkan inovasi.
“AWS region di Indonesia tentunya akan mendukung ekosistem startup agar bisa tumbuh pesat, serta membantu menciptakan lebih banyak pekerjaan dan perusahaan di sektor teknologi. Selain itu,dapat mendorong ekonomi nasional dan juga memungkinkan perusahaan-perusahaan di berbagai sektor untuk menurunkan biayadan meningkatkan fleksibilitas,” paparnya.
Menteri AGK menambahkan, perusahaan asal Amerika Serikat itu juga berencana melaksanakan program peningkatan keterampilan cloud computing yang dirancang untuk membantu transformasi digital di Indonesia. Upaya ini termasuk dengan menetapkan target untuk melatih ratusan ribu sumber daya manusia (SDM) Indonesia dalam berbagai keahlian layanan cloud pada tahun 2025.
“Mereka akan bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia dan instansi pelatihan terkait, termasuk lembaga pendidikan,” ujarnya.
Menperin optimistis, bahwa SDM industri di Indonesia yang siap dengan keterampilan mengenai cloud computing di masa depan adalah salah satu pilar dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional.
Dalam pertemuan tersebut, Michael Punke menyebutkan, AWS siap bekerja sama mendukung kebutuhan penyimpanan data bagi industri di Indonesia, termasuk untuk penyedia jasa finansial. “Kami juga memiliki target bahwa AWS region akan sepenuhnya menggunakan energi terbarukan pada 2030,” ungkapnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Harjanto menyampaikan, penanaman modal AWS tercatat merupakan terbesar di sektor teknologi dan informasi yang bakal terealisasi di Indonesia sejauh ini.