Bagikan:

SURABAYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mulai menyiapkan langkah antisipasi penyebaran virus cacar monyet atau Monkeypox. Virus baru ini diketahui telah terdeteksi masuk ke Indonesia, yang diumumkan pada Sabtu, 20 Agustus.

"Untuk mencegah penularan virus itu, kami melakukan pemantauan informasi global dan regional melalui portal informasi resmi satu pintu yaitu WHO dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Nanik Sukristina, di Surabaya, Selasa, 23 Aguatus.

Nanik mengatakan, pihaknya telah mengantisipasi Monkeypox sejak bulan Juni lalu, ketika kasus tersebut menjadi perhatian global dan ditetapkan oleh WHO sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat pada tanggal 23 Juli 2022.

Dinkes mulai meningkatkan kewaspadaan terhadap Monkeypox melalui pengamatan dan deteksi dini di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan, serta pemeriksaan laboratorium sesuai dengan pedoman. Selain itu juga melakukan sosialisasi tentang kewaspadaan Monkeypox.

"Meningkatkan kewaspadaan melalui pengamatan laporan Surveilans Berbasis Kejadian (EBS) di aplikasi Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) dan deteksi kasus dengan gejala Monkeypox yang datang ke Fasyankes," ujarnya.

Di Puskesmas, kata Nanik, Dinkes Surabaya akan melakukan penguatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat kota Surabaya untuk meningkatkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Jika ada masyarakat yang terindikasi gelaja Monkeypox, diharapkan segera datang ke fasilitas kesehatan setempat.

"Mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk segera mengakses Fasyankes (Puskesmas setempat) apabila mengalami gejala Monkeypox," katanya.

a