KBRI di Port Moresby: Selain Menembak, Tentara Papua Nugini Juga Menangkap dan Menahan 2 Kapal Nelayan Indonesia
Jenazah Sugeng, ABK asal Merauke yang tewas akibat kapal nelayan yang ditumpanginya ditembaki Tentara Papua Nugini. (ANTARA-HO-Dokumen Pribadi)

Bagikan:

JAKARTA - Penembakan kapal nelayan asal Merauke oleh Tentara Papua Nugini alias PNGDF menewaskan seorang warga negara Indonesia (WNI). Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Port Moresby menyesalkan peristiwa tersebut.

"Kami sangat menyesalkan terjadinya insiden penembakan yang menewaskan seorang ABK kapal nelayan," kata Dubes RI untuk Papua Nugini (PNG), Andriana Supandi, di Jayapura, Papua, dikutip dari Antara, Selasa 23 Agustus.

Setelah mendapat informasi itu, Andriana mengaku telah melakukan koordinasi dengan Konsulat RI di Vanimo, Badan Perbatasan dan Kerja Sama Luar Negeri Papua, dan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI.

Dia bilang, KBRI di Port Moresby, Papua Nugini juga sudah meminta tanggapan otoritas negara itu terkait peristiwa yang menewaskan seorang anak buah kapal (ABK) WNI itu.

"Kami masih menunggu tanggapan dari otoritas terkait PNG, karena selain melakukan penembakan, aparat keamanan juga menangkap dan menahan dua kapal nelayan Indonesia," tambahnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Perbatasan dan Kerja Sama Luar Negeri Papua Suzana Wanggai membenarkan adanya laporan tentara Papua Nugini menembaki kapal nelayan asal Merauke, pada Senin 22 Agustus.

Suzanna menyebutkan, kapal nelayan asal Merauke itu ditembaki tentara setempat lantaran masuk ke perairan Papua Nugini.

"Memang benar ada penembakan terhadap kapal nelayan yang diduga melakukan penangkapan ikan secara ilegal di perairan PNG hingga menyebabkan seorang ABK meninggal," kata Suzana.

Dia menuturkan, ada tiga kapal nelayan yang menangkap ikan di perairan Papua Nugini, dua ditangkap tentara setempat, dan satu kapal melarikan diri.

Saat melarikan diri itulah kapal tersebut ditembak hingga mengenai salah satu ABK bernama Sugeng