Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menilai Desa Wisata Kampung Dayun, Kabupaten Siak, Riau adalah sebuah paket komplit membangun Pariwisata. Lokasi yang menjadi daya tarik yakni Embung Terpadu Dayun awalnya merupakan tempat cadangan air untuk kebakaran hutan dan lahan.

"Inilah desa wisata yang menunjukkan paket komplit di mana tempat ini awalnya merupakan embung sebagai sumber air untuk kebakaran hutan. Tapi Allah membuka menjadi peluang usaha," kata Sandiaga Uno, Minggu 21 Agustus.

Untuk kategori lingkungan menurutnya ini sangat bagus dan luar biasa apa lagi dulunya ini juga termasuk kategori Desa tertinggal. Berawal dari warga naik sampan di atas embung lalu bayar Rp10 ribu sekarang sudah ramai dikunjungi.

Semesta alam, kata Sandi memberikan berkah dengan wisata sehingga lapangan kerja terbuka. Masyarakat membuat wahana dan usaha suvenir dan makanan sehingga mendapatkan penghasilan.

Embung ini disulap menjadi lokasi wisata dengan ada "flying fox, shaking bridge", bebek air, komedi putar, dan gerai jualan. Untuk wahana sistem keuangannya adalah berbagi sama-sama 50 persen untuk operasional kelompok sadar wisata dan kas kampung (desa).

Gubernur Riau, Syamsuar dalam kesempatan itu menyebut bahwa Siak sebuah kota kerajaan yang masuk dalam khasanah bangsa Indonesia. Dan Kampung Dayun merupakan tempat rentan terjadi kebakaran karena dikelilingi gambut.

"Tapi ada inisiatif penghulu sehingga Kampung Dayun menjadi Desa Wisata terbaik Riau tahun 2021. Harapan kami mudahan bisa mengikuti jejak Desa Koto Masjid, Kabupaten Kampar tahun 2021 yang meraih ranking II nasional, " ujarnya.

Sementara itu, Bupati Siak, Alfedri menyampaikan rasa syukurnya bahwa baru kali ini ada Menparekraf yang datang ke Siak. Sudah tujuh kali ada event balap sepeda Tour de Siak menteri diundang tapi belum pernah datang sekalipun.

"Tentunya ini membawa keberkahan di Siak. Selain di sini banyak objek wisata lain di Siak seperti Danau Zamrud, Istana Siak, Tangsi Belanda, dan Siak Sungai terdalam. Visi kami menjadi tujuan pariwisata di Sumatera,l dan sebelum COVID-19 ada 160 ribu, semoga tambah banyak lagi," ungkapnya.

Pada kegiatan tersebut juga turut memberikan presentasi Penghulu Kampung Dayun, Nasya Nugrik. Juga Ketua Kelompok Sadar Wisata Kampung Dayun Fico Fisuri menyampaikan keunggulan pada tujuh kategori yang dilombakan.

Sementara itu Kampung/Desa Dayun, Kabupaten Siak, Provinsi Riau yang berhasil masuk 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia tahun 2022 dan mendapatkan bantuan pendampingan dari Bank Central Asia (BCA) selama satu tahun penuh dengan nominal sebesar Rp500 juta.

Hal tersebut disampaikan saat kunjungan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, Sandiaga Salahuddin Uno di Embung Terpadu Dayun, Sabtu. Sandiaga berharap bantuan ini bisa berkelanjutan ke depannya.

"Jadi ini BCA melakukan pendampingan yang nilainya pasti jauh akan lebih banyak ke depannya. Mudah-mudahan berkelanjutan sampai Desa Wisata Dayun berkelas dunia," kata Sandi.

Dia menceritakan bahwa setelah menyambangi gerai usaha mikro kecil menengah, banyak yang butuh pendampingan, seperti usaha kuliner Semangka yang menjadi andalan Kamlung Dayun yang membutuhkan bantuan produksi.

"Seperti Ibu Netti kuliner Semangkanya banyak permintaan, jadi BCA tolong dibantu produksinya. Selain BCA juga akan memiliki produk yang sesuai dengan perusahaan," tambahnya.

Kepala Cabang BCA Pekanbaru, Heriyanto menyampaikan bahwa suatu kebanggaan Desa Wisata Dayun terpilih jadi salah satu nominasi dan finalis mewakili Riau. BCA sangat mendukung dan berkomitmen memberikan pendampingan satu tahun penuh.

"Pendampingan meliputi pembekalan informasi, pembangunan sarana dan mendorong promosi wisata Kampung Dayun supaya lebih di kenal luas, semoga kegiatan pendampingan dapat dilaksanakan semaksimal mungkin. Kalau bicara nominal adalah sekitar 500 juta untuk satu tahun penuh," ungkapnya.

Kampung Dayun mempunyai andalan wisata Embung Terpadu yang awalnya merupakan tempat cadangan air untuk kebakaran hutan dan lahan. Kemudian disulap menjadi lokasi wisata dengan ada "flying fox, shaking bridge", bebek air, komedi putar dan gerai jualan.

Tempat wisata ini telah memberikan pendapatan bagi Pemerintah Kampung (Desa) setempat hingga puluhan bahkan ratusan juta setahun hasil dari jasa permainan wahana-wahana yang disediakan. Sistem keuangannya adalah berbagi sama-sama 50 persen untuk operasional kelompok sadar wisata dan kas kampung (Desa).