Bagikan:

PEKANBARU - Polda Riau menemukan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang terindikasi melakukan pelanggaran distribusi solar bersubsidi.

Modusnya memfasilitasi masyarakat membeli BBM dengan jeriken dan mobil modifikasi agar bisa menampung minyak dengan jumlah banyak.

"Banyak oknum masyarakat yang membeli dengan jeriken, bahkan menggunakan kendaraan mobil yang dimodifikasi. Di Pekanbaru ditemukan di beberapa titik," kata Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Riau Kombes Ferry Irawan dilansir ANTARA, Senin, 15 Agustus.

Terkait dengan dugaan adanya bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi solar yang didistribusikan ke perusahaan, Ferry mengaku sempat dengar informasi itu namun belum temukan bukti.

"Memang kami mendengar itu. Akan tetapi, sampai hari ini kami baru menemukan data atau pelaku yang menggunakan jeriken atau mobil modifikasi. Dia jual ke mana? Ini masih kami dalami," katanya.

Kombes Ferry mengatakan pihaknya bisa menindak tegas perusahaan penampung solar subsidi. Maka dari itu, perusahaan agar mengikuti aturan.

"Siapa pun yang membeli solar di luar solar industri, kami akan lakukan penindakan. Kami angkat kasusnya, jumlah kasus nanti akan kami berikan datanya," kata dia.

Sebagaimana instruksi Kapolda Riau Irjen Mohammad Iqbal, pihaknya akan terus melakukan pantauan terhadap situasi dan kondisi di lapangan.

"Kami terus mengawasi pelaksanaan kegiatan. Pertamina terus berkoordinasi dan memantau bersama kami mengenai pelaksanaan distribusi BBM bersubsidi di SPBU," katanya.

Saat ini hampir di semua SPBU di Kota Pekanbaru dan sekitarnya terlihat banyak antrean kendaraan yang membeli solar bersubsidi sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas.

Pihak penegak hukum juga meminta agar masyarakat yang menemukan indikasi kecurangan penyalahgunaan BBM bersubsidi bisa melapor kepada aparat beserta bukti.

Sebelumnya, Gubernur Riau Syamsuar mengingatkan kepada pemilik mobil mewah berbahan bakar solar agar tidak membeli BBM bersubsidi karena turut mengurangi stok.

Pemilik kendaraan mewah, kata dia, harus mengisi dexlite sebagai pengganti solar bersubsidi.