Menkes Terawan: 23.145 Tenaga Kesehatan Sudah Dilatih Suntik Vaksin COVID-19
ILUSTRASI/DOK.VOI

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto mengatakan sebanyak 23 ribu tenaga kesehatan telah dilatih untuk menyuntikkan vaksin COVID-19 terhadap ratusan juta warga Indonesia.

"Vaksinator yang saat ini terlatih melalui program ToT (Trainee of Trainer) berjumlah 23.145 tenaga kesehatan dari puskesmas dengan rasio 1:20 dan dilakukan perluasan jaringan dengan menambah sesi pelayan dapat meningkatkan rasio menjadi 1:40," kata Terawan dalam rapat kerja dengan Komisi IX di gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa, 17 November.

Terawan menyebut jumlah masyarakat yang ditargetkan untuk menerima vaksin COVID-19 mencapai 67 persen dari 160 juta penduduk di Indonesia.

Adapun kriteria penerima vaksin tersebut adalah berusia 16 hingga 59 tahun, sehat tanpa penyakit komorbid, ibu hamil, dan yang sudah terinfeksi COVID-19 sesuai dengan rekomendasi Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI).

Sementara untuk pelaksanaannya dilakukan dengan dua skema yaitu vaksin program dan vaksin mandiri.

Untuk vaksin program nantinya akan diberikan kepada tenaga kesehatan, pelayan publik seperti petugas bandara, pelabuhan, pemadam kebakaran hingga aparat penegak hukum seperti TNI Polri, dan peserta BPJS.

"Vaksin program ini sasarannya 32.185.276 orang yang membutuhkan dengan 73.664.035 dosis," jelas mantan Kepala RSPAD Gatot Subroto tersebut.

Sedangkan untuk vaksin mandiri sasarannya mencapai 75 juta orang dengan total 172 juta dosis dan akan diberikan untuk masyarakat serta pelaku ekonomi lainnya.

Selain itu, Terawan juga menjelaskan perihal distribusi vaksin COVID-19 ke berbagai daerah di Indonesia.

Nantinya, vaksin akan didistribusikan sesuai dengan tahapan imunisasi yang sudah rutin berjalan. Dari pusat, vaksin tersebut akan didistribusikan ke gudang vaksin di dinas kesehatan provinsi untuk disebar ke berbagai kabupaten dan kota.

"Dari dinas kesehatan kabupaten/kota, diteruskan ke puskesmas sesuai dengan ketersediaan vaksin dan kapasitas sarana cold chain penyimpanan vaksin di tingkat layanan," ujar Terawan.

"Untuk tingkatkan jejaring layanan, puskesmas nantinya bisa kerjasama dengan pelayanan kesehatan lainnya di wilayah kerjanya, RS pemerintah, RS swasta dan sebagainya," pungkasnya.