Jokowi Puji Kinerja Menterinya yang Membaik, Tapi Peluang <i>Reshuffle</i> Ada
Presiden RI Joko Widodo (Foto: Setkab)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut alasan mengapa dirinya tak kunjung melaksanakan perombakan atau reshuffle kabinet di tahun pertama periode keduanya.

Menurutnya, kerja tim antar menteri sekarang baik, dan ini berbeda dengan kabinetnya di periode 2014-2019 lalu. Saat itu, belum genap setahun, Jokowi melakukan reshuffle karena menganggap kerja sama menterinya kurang baik.

"Performa dari para menteri ini kan kerja tim bukan kerja individu-individu. Ya, ini lebih baik kalau dilihat dari kerja tim. Lebih baik," kata Jokowi dalam wawancara khusus yang ditayangkan di Kompas TV, Senin malam, 16 November.

Jokowi mengamini soal ancaman pergantian menteri yang pernah diucapkan karena kinerja menteri kurang baik. Namun, saat ini klaim dia, kinerja antar menteri sudah cukup baik. Sehingga pergantian menteri belum dilakukan.

Menurut Jokowi, hal itu terbuktu dari makin meningkatnya pertumbuhan ekonomi di kuartal III dibandingkan dengan kuartal II. Jika pada kuartal sebelumnya, pertumbuhan ekonomi minus 5,32 persen maka di kuartal ke III angkanya semakin baik.

"Di kuartal III ini tumbuh ekonomi kita minus 3,49 persen. Artinya lebih baik. Angka minus 3,49 itu, didukung oleh konsumsi pemerintah," jelasnya.

Meski begitu, eks Gubernur DKI Jakarta ini tak menampik kemungkinan adanya reshuffle kabinet akan selalu terbuka. 

"Ya, bisa saja. Bisa saja minggu depan, bisa saja bulan depan, bisa saja tahun depan," ungkapnya sambil tersenyum.

Lebih lanjut dia mengatakan tak akan ragu untuk melakukan reshuffle jika kinerja anak buahnya itu tidak sesuai dengan standar yang sudah ada. 

Tak hanya itu, Jokowi sudah berulang kali menyampaikan kepada ketua umum partai politik di dalam koalisinya bahwa dirinya tak ragu mengganti siapapun menteri yang dianggap kurang cakap termasuk kepada Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

"Iya, semuanya (sudah disampaikan, red). Untuk kebaikan negara ini semua akan saya lakukan," tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, beberapa bulan tepatnya pada Juni lalu, Jokowi sempat meradang dihadapan menterinya tepatnya saat sidang kabinet paripurna. Kala itu, Jokowi marah karena menterinya dianggap tak punya sense of crisis di tengah pandemi COVID-19.

Dia lantas mengancam akan melakukan reshuffle terhadap para pembantunya yang dianggap lamban dalam bekerja.