Integrasi Stasiun MRT dan Transjakarta ASEAN Senilai Rp55 Miliar
Anies Baswedan memantau perencanaan integrasi (DIah Ayu Wardani/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) sarana integrasi antara Stasiun MRT Asean dengan Halte TransJakarta CSW.

Pengerjaan pengintegrasian ini menelan anggaran penyertaan modal daerah (PMD) PT TransJakarta Rp55 miliar. Pembangunan fase satu dimulai akhir Januari hingga Agustus, dilanjutkan fase dua sampai Desember 2020.

Anies menyebut, pengintegrasian antara dua moda transportasi ini membantu warga untuk menyambung perjalanan tanpa harus naik-turun tangga berkali-kali. 

"Di halte CSW, ada 117 anak tangga ekuivalen dengan 7 lantai. Bisa dibayangkan bila ibu hamil, orang tua, anak balita diajak naik tangga 7 lantai, digendong. Otomatis sangat menantang. Dengan ini terintegrasi, maka jauh lebih nyaman bagi semuanya," kata Anies di Stasiun MRT ASEAN, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu, 22 Januari.

Kelak, dalam sarana integrasi tersebut akan ada jembatan penghubung antara MRT dan TransJakarta (skybridge), area komersial seperti resto dan kedai kopi, toilet, musala, akses difabel berupa lift, dan akses eskalator untuk umum.

Rancangan pembangunan integrasi (Istimewa)

Integrasi antar moda transportasi umum massal ini dibuat dalam bentuk seperti cakra, yang menghubungkan tiga halte Transjakarta yaitu halte CSW-Koridor 13 yang sudah ada, dan dua halte yang rencananya akan dibangun pada koridor 1 Blok M-Kota, dan halte Non BRT dengan stasiun MRT. 

Melanjutkan, Direktur Utama PT TransJakarta Agung Wicaksono meyakini akan ada potensi penambahan jumlah penumpang setelah integrasi ini dioperasikan. Karenanya, ke depan Agung akan turut menambah jumlah armada TransJakarta di koridor 1 dan 13.

"Penambahan armada kita lakukan day to day sesuai dengan rencana operasi, sesuai dengan kebutuhan. Tapi yang pasti di titik ini nantinya kalau koridor 13 makin meningkat, kita akan tambah," jelas Agung. 

"Kedua adalah rute-rute MR yang melayani stasiun MRT itu nanti dia di tahun 2020 bisa dilayani dengan bus sedang ukurannya. Sekarang ini masih pake bus yang metrotrans, yang low-entry," tambahnya.