JAKARTA - Komandan Jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) untuk Pasifik, Jenderal Charles Flynn, mengatakan latihan militer Super Garuda Shield 2022 yang melibatkan 13 negara akan menguatkan stabilitas keamanan kawasan Indo-Pasifik.
"Ketika kita bersama seperti ini, kita menjadi lebih kuat," kata Jenderal Flynn, seperti dikutip dari keterangan Kedutaan Besar AS, Kamis 4 Agustus.
Menurut Flynn, kegiatan perencanaan, operasi, pertukaran, dan aktivitas latihan multinasional itu dapat meningkatkan kemampuan pertahanan militer negara-negara peserta dan bekerja sama untuk menjaga Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.
"Bersama sebagai sebuah kekuatan multinasional, Garuda Shield merupakan perwujudan sangat penting kerja sama, interoperabilitas, dan persatuan kita sebagai kelompok negara yang ingin menciptakan wilayah Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, serta menjaga tatanan berdasarkan aturan," ujarnya.
Berdasarkan laporan Antara, sebanyak 13 negara terlibat latihan militer ini, yaitu AS, Australia, Jepang, Malaysia, Singapura, Papua Nugini, Korea Selatan, India, Timor Leste, Kanada, Prancis, Inggris, dan sebagai tuan rumah Indonesia.
Lebih dari 4.000 tentara gabungan berpartisipasi dalam Super Garuda Shield 2022.
Komandan Divisi Infanteri ke-7 dan ketua pelaksana Super Garuda Shield 2022, Mayor Jenderal Stephen Smith, menyambut baik kesempatan untuk berlatih bersama mitra-mitra AS.
"Latihan yang dikomandoi Indonesia ini telah berkembang secara lingkup dan skala. Setiap saat kita mengembangkan kesiapan bersama menjadi kesempatan baik bagi kita semua di kawasan ini," tutur Smith.
BACA JUGA:
"Perkembangan ini menunjukkan pentingnya latihan ini dan bagaimana negara-negara peserta memandang area ini sebagai area yang berpengaruh di kawasan Indo-Pasifik," lanjutnya.
Super Garuda Shield 2022 akan menerapkan latihan lapangan dan maritim yang mencakup latihan amfibi, latihan keamanan maritim, latihan operasi militer di medan perkotaan, latihan pertahanan udara, operasi udara, dan latihan perebutan lapangan udara.
Latihan-latihan lain yang rencananya juga akan dilaksanakan mencakup latihan pos komando, yang memungkinkan pasukan melatih kemampuan mereka untuk merencanakan, memberikan komando, dan berkomunikasi satu sama lain dalam simulasi lingkup operasional.