JAKARTA - Temuan paket bantuan sosial (bansos) presiden yang terkubur di kawasan Depok terus ditelusuri. Polda Metro Jaya bakal mengusut rangkaian kejadian dari awal hingga akhir.
Pernyataan itu disampaikan usai Polda Metro Jaya secara langsung memeriksa lokasi kejadian yang tepatnya berada di Kampung Serab, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat.
"Kami masih meminta keterangan, mulai dari hilir ke hulu," ujar Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombes Auliansyah Lubis kepada wartawan, Rabu, 3 Agustus.
Dengan proses penyelidikan secara komprehensif yang dilakukan, seluruh rangkaian peristiwa hingga akhirnya beras itu ditemukan terkubur akan terkuak.
Sejauh ini, dalam prosesnya masih dalam tahap pencarian bukti dan petunjuk. Kemudian, melakikan pemeriksaan saksi dari berbagai pihak.
"Yang pasti nanti akan kita rangkai apa yang terjadi sebenarnya. Tapi yang terjadi hari ini, saya belum bisa memberi keterangan," ungkap Auliansyah.
Namun, tak dirinci lebih jauh mengenai jumlah saksi yang sudah dimintai keterangannya. Hanya ditegaskan, penyelidikan akan dilakukan secara tuntas.
"Sudah ada beberapa orang," kata Auliansyah.
Paket bansos presiden ditemukan di Kawasan Kampung Serab, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat, pada Minggu 31 Juli.
BACA JUGA:
Penemuan barang bansos presiden untuk warga terdampak COVID-19 yang tertimbun di dalam tanah itu terungkap setelah ahli waris pemilik lahan, Rudi Samin, melakukan penggalian menggunakan alat berat dan tengah ditangani Polrestro Depok.
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap pihak JNE, perusahaan jasa ekspedisi ini mengakui beras yang ditemukan tertimbun di lahan itu merupakan perbuatannya. Alasannya beras itu sudah rusak terkena air hujan.
Setidaknya, jumlah beras yang ditemukan sebanyak 289 karung atau seberat 3.675 kilogram.