Bagikan:

JAKARTA - Ketua Umum Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Ade Firmansyah Sugiharto memastikan proses autopsi kepada Brigadir J akan dilakukan secara independen. Dokter yang diterjunkan memiliki keahlian yang mumpuni dalam proses autopsi. 

"Kami disini bekerja secara independen dan parsial. Kami juga menyadari perhimpunan dokter forensik Indonesia, dokter forensik dimanapun kami pasti akan bersikap independen dan parsial karena kita pun memiliki pedoman etik, sadar displin serta penjagaan kompetensi selama lima tahun sekali. Tidak ada yang memberikan, menitipkan apapun atau memberikan intervensi," jelasnya kepada wartawan, Rabu, 27 Juli.

Ade menambahkan, semua sampel yang dibutuhkan telah dikumpulkan dan akan dibawa ke Jakarta untuk pemeriksaan mikroskopik di Laboratorium Patologi Anatomik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

"Itu akan memakan waktu. Kenapa? Karena luka yang kami yakin sudah benar-benar terjadi tentunya benar-benar berbentuk luka harus kami pastikan juga, apakah luka itu terjadi sebelum kematian ataupun terjadi setelah kematian," terang dia. 

Ade menyebutkan pihaknya sangat berhati-hati dalam proses autopsi. Luka pada tubuh Brigadir J harus dipastikan apakah diterima setelah atau sebelum kematian. Termasuk diterima saat pembusukan jenazah.

"Ini yang harus kita pastikan melalui pemeriksaan mikriskopik. Nah itu semua butuh waktu maka doakan dalam waktu yang tidak terlalu lama kita bisa menyusun laporannya dan namti laporan ini akan kita sampaikan kepada penyidik agar penyidik juga bisa membuat terang perkara ini," demikian Ade.