JAKARTA - Pemkab Maluku Tenggara (Malra) telah mengucurkan anggaran untuk kegiatan keagamaan berjumlah Rp102,6 miliar dari APBD Malra tahun 2019 hingga 2022.
"Penganggaran ini tidak akan mengganggu pembangunan sarana fisik lainnya di Malra," kata Bupati Maluku Tenggara (Malra) M Thaher Hanubun, Minggu 24 Juli dikutip dari Antara.
Salah satu contoh perhatian pemerintah daerah terhadap keagamaan adalah pembangunan Masjid Al Anshor Ohoi (Desa) Dunwahan Kecamatan Kei Kecil, yang baru saja diresmikannya bersama Gubernur Maluku, Murad Ismail, Sabtu (23/7).
Pembangunan Masjid Al Anshor Ohoi Dunwahan dimulai dengan peletakan batu pertama oleh Bupati Malra M Thaher Hanubun pada 21 Maret 2021.
Pembangunannya berjalan lancar karena dukungan Pemkab Malra dan kerjasama masyarakat Ohoi-Ohoi tetangga, sehingga pembangunan bangunan Masjid hanya dikerjakan selama enam bulan 14 hari.
Menurut dia, total pembiayaan pembangunan hingga kini diresmikan menelan anggaran Rp1,27 miliar dimana sebagian besar bersumber dari Pemkab senilai Rp1,2 miliar.
Saat peresmian, Bupati M Thaher Hanubun menegaskan sarana-sarana ibadah di Ohoi-Ohoi lain yang sudah dianggarkan pembangunannya oleh Pemkab Malra dapat diselesaikan, lebih khusus pembangunan rumah ibadah yang anggarannya sudah mencukupi dan dipenuhi oleh Pemkab.
"Ini sebagai contoh, untuk mencabuk panitia-panitia pembangunan sarana ibadah di Ohoi-Ohoi lain yang telah dikucurkan anggaran oleh Pemda untuk dapat segera menyelesaikan pembangunan," tegas Thaher.
BACA JUGA:
Thaher mengatakan sudah berkeliling untuk memeriksa, dan hasilnya banyak rumah ibadah yang belum selesai, padahal anggaran yang dikucurkan sudah dapat menjawab menyediakan pembangunan baik masjid maupun gereja.
"Saya ambil contoh, seperti pembangunan Gereja Ohodertawun, telah dikucurkan anggaran Rp1,2 miliar sama dengan masjid ini, namun pembangunannya belum juga selesai," ujar Thaher.
Khusus untuk sarana ibadah baik gereja maupun masjid di Malra, Thaher mengatakan sebagian besar sudah dapat kucurkan anggaran.
"Mulai Rp2,5 miliar, Rp1,5 miliar, Rp1,2 miliar, Rp1 miliar, Rp500 juta hingga yang terkecil Rp300 juta," katanya.
Thaher mengakui ada hambatan-hambatan dalam pembangunan sarana peribadatan baik masjid maupun gereja, dan itu dari panitia pembangunannya sendiri.
"Saya tidak mau menyalahkan siapa-siapa, namun saya yakinkan bahwa kerja dengan hati maka semuanya akan selesai pada waktunya," kata Thaher.