Bagi Menteri Sandiaga, Perempuan adalah Tulang Punggung Pariwisata
Sandiaga Uno (Foto via Kementerian)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno memuji peran perempuan sebagai tulang punggung kebangkitan pariwisata Indonesia.

Hal itu disampaikan Sandiaga kalau berbicara di Konferensi Tingkat Tinggi Women20 (KTT W20) yang digelar di Hotel Niagara dan The Kaldera. Lokasinya persis di tepi Danau Toba, Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

KTT W20 merupakan salah satu rangkaian Engagement Group G20 Indonesia Presidensi 2022.

"Saya juga senang karena KTT berlangsung di Danau Toba yang luar biasa, salah satu tujuan wisata super prioritas di Indonesia," ucap Sandiaga dalam keterangan resminya, Rabu 20 Juli.

Kata Sandiaga, Danau Toba yang luasnya lebih besar dari Singapura ini dikelilingi pegunungan nan menakjubkan dengan udara semilir sejuk. Selain pemandangan alam yang indah, masyarakat di sekitar kawasan ini juga menawarkan potensi ekonomi kreatif yang luar biasa.

Untuk memanfaatkan potensi ini, pemerintah bersama dengan berbagai mitra melakukan Kampanye “Danau Toba – Beli Produk Kreatif” tahun lalu.

Sekitar 200 UMKM dari sekitar Danau Toba mengikuti program ini dan hasilnya, pendapatan mereka meningkat 100% dan tenaga kerja mereka meningkat tiga kali lipat.

Sandiaga bilang, perempuan seringkali menjadi tulang punggung pariwisata dan ekonomi kreatif, pilar kesejahteraan masyarakat serta penjaga warisan budaya kita.

"Tanpa perempuan, kita tidak dapat memiliki pemulihan pariwisata atau ekonomi secara keseluruhan dalam hal ini. Mendukung wanita untuk mengeluarkan potensi penuh mereka adalah kepentingan kita semua," jelas Uno.

Itu sebabnya, pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif tercermin dalam perluasan peluang usaha, penciptaan lapangan kerja, dan pemberdayaan UKM, dengan perempuan berada di garda depan.

Chair W20 Indonesia Hadriani Uli Silalahi mengatakan, W20 lahir dari seruan mendesak untuk perubahan dalam keterwakilan perempuan dan kurangnya partisipasi penuh perempuan di bidang ekonomi dan sosial.

"Menuju pencapaian tujuan tersebut dan percepatan kesetaraan gender berjalan lambat dan tidak merata. Itu bahkan sebelum COVID-19 memaksa banyak wanita kehilangan pekerjaan," tutur Uli dalam pembukaan W20.

Berdasarkan data, di tingkat global, diperkirakan kehilangan pekerjaan bagi perempuan adalah 5% pada tahun 2020, dibandingkan dengan laki-laki 3,5%.

Uli mengatakan, KTT G20 menawarkan kesempatan penting untuk mengatasi hal ini, serta untuk memastikan pemulihan ekonomi yang inklusif dengan menempatkan peran perempuan.

"KTT W20 adalah tentang membuat perubahan positif bagi situasi perempuan. Sudah saatnya, kita harus mengubah pola pikir 20 pemimpin ekonomi terbesar untuk memperhatikan pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender," ujar Uli.