Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Kesehatan berhasil menekan jumlah jemaah haji Indonesia yang wafat selama beribadah di Arab Saudi tahun ini.

Antara yang melansir data Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan pada Kamis 14 Juli siang, jumlah jemaah haji Indonesia yang wafat di Tanah Suci berjumlah 47 jiwa dari total 93.608 orang.

Angka tersebut menurun jika dibandingkan dengan data penyelenggaraan ibadah haji dalam 15 tahun terakhir. Sekitar dua orang per 1.000 jemaah per tahun, atau sekitar 300 hingga 400 orang dari kuota sekitar 220 ribu orang per tahun.

jemaah haji yang wafat pada tahun ini didominasi penyakit cardiovaskular atau penyakit jantung berjumlah 25 orang, sembilan orang mengalami shock, empat orang mengalami penyakit respiratori, tiga lainnya peradangan sistemik, dua orang neoplasma ganas, satu orang diabetes melitus, satu orang hypoglicemia dan satu lainnya edema paru.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Budi Sylvana dalam konferensi pers secara virtual, mengatakan evaluasi terhadap kesehatan jamaah termasuk, kendala di Arab Saudi dilakukan secara rutin setiap hari.

"Misal suhu yang tinggi, terapi apa yang perlu dilakukan, kami lakukan kepada jamaah, salah satunya dengan jargon Jangan Tunggu Haus," katanya.

Jargon tersebut untuk mencegah kejadian dehidrasi pada calon jamaah haji di tengah suhu panas Arab Saudi rata-rata 42-45 derajat Celcius. Terik matahari di Arab Saudi pada Juni dan Juli 2022 lebih panas dari situasi ibadah haji 2019.

Minum air putih dengan takaran minimal 2 liter per hari efektif mencegah risiko dehidrasi pada calon haji.

Selain itu, Kemenkes juga menerapkan Gerakan Makan Kurma Bersama yang efektif untuk mengatasi kejadian jamaah yang kurang nafsu makan akibat penurunan stamina tubuh atau menu makanan yang tidak sesuai selera.

Budi mengatakan sebanyak 782 SDM Kesehatan di Arab Saudi juga rutin memantau kondisi kesehatan haji di semua level pelayanan, mulai dari tingkat kloter, sektor, sampai Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KHI).