Hal itu ditegaskan Huda lantaran Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya yang dibentuk PKB-Gerindra diragukan keseriusannya. Keraguan tersebut karena koalisi tidak diumumkan langsung oleh kedua ketua umum.
"Kalau kita cermati PKB-Gerindra ini merupakan representasi kekuatan nasionalis-religius, representasi pemilih dari kalangan perdesaan-perkotaan, hingga representasi kekuatan sipil-militer. Maka wajar saja ada yang khawatir dengan bertemunya PKB-Gerindra dalam kerangka koalisi, lalu mencoba menggagalkannya dengan segala cara," uja Huda kepada wartawan, Sabtu, 2 Juli.
BACA JUGA:
Menurut Huda, publik bebas memberikan penilaian atas langkah Gerindra dan PKB dalam mematangkan rencana koalisi. Dia pun mengaku heran jika ada pihak yang merasa lebih tahu 'dapur' partai lain.
"Tentu sebagai entitas politik tidak mungkin kita melangkah tanpa ada pertimbangan matang baik dari sisi ideal maupun praksis operasional. Nah jika ada yang meragukan itu, ya sah-sah saja, tetapi agak aneh karena merasa lebih tahu dapur orang lain," ucapnya.
Huda menambahkan, keseriusan koalisi PKB dan Gerindra tercermin dari pernyataan Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad. Menurutnya, pernyataan tersebut menggambarkan tidak ada pihak yang terlalu menggebu-gebu dan tidak ada pihak yang datar-datar saja.
"Jadi apa yang disampakan Pak Dasco itu benar, bahwasannya langkah koalisi Gerindra-PKB benar-benar dilakukan dua belah pihak secara serius. Tidak ada yang lebih menggebu satu sama lain karena kesepakatan yang ada didasarkan pada realitas politik yang ada," pungkasnya.