JAKARTA - Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya mengatakan, pihaknya menghormati pandangan PKB yang menyebut duet Anies Baswedan-Ganjar Pranowo belum punya track record dan prestasi.
Menurutnya, hal itu wajar lantaran tidak semua parpol menerima usulan duet pemersatu bangsa Anies-Ganjar sebagai usulan Ketua Umum NasDem Surya Paloh.
"Itu pandangan dari PKB silahkan saja tentu kita punya preferensi yang berbeda-beda, kami saling menghormati. Itu pilihan NasDem tentu NasDem siap dengan semua resiko," ujar Willy kepada wartawan, Senin, 27 Juni.
"NasDem punya kandidat ada Pak Anies, Pak Andika, ada Pak Ganjar tentu tiga-tiganya harus dipromosikan secara seimbang ke semua partai. Semua pilihan politik tentu ada resikonya, ada yang menerima ada yang menolak, itu sebuah hal yang wajar saja dalam kehidupan kita," sambungnya.
Bahkan, kata Willy, NasDem juga tak mempersoalkan jika PKB meragukan semua calon yang diusung NasDem sampai menyebut tak ada prestasi.
"Enggak apa-apa, senyum kita masih banyak," ucap Willy.
Namun, tambah Willy, NasDem secara resmi belum memutuskan capres dan cawapres yang akan diusung. Meskipun sudah ada pengurus yang berkomunikasi dengan ketiga kandidat secara orang per orang terkait pencapresan.
"Kita belum mengerucut masalah siapa dan siapa, kita masih proses taaruf satu sama lain, kapan komunikasinya? Kalau sudah mengerucut koalisi baru kita-kita bahas siapa di depan, siapa mendampingi," jelas Willy.
"Bahasa Pak Jokowi kita ikuti: Ojo kesusu rek!," tandasnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid, menilai Anies dan Ganjar tidak memiliki kapasitas untuk mempersatukan bangsa dalam pelaksanaan Pemilu 2024 mendatang.
"Kalau dua nama itu dilempar ke publik, saya yakin itu bukan solusi untuk menemukan duet pemersatu bangsa. Sebab Anies maupun Ganjar tidak memiliki kapasitas untuk itu," ujar Jazilul kepada wartawan, Minggu, 26 Juni.
Sebab, kata Jazilul, baik Anies maupun Ganjar belum punya pengalaman dan prestasi untuk menciptakan kerukunan bahkan menyatukan bangsa yang selama ini terpolarisasi.
"Karena dua-duanya (Ganjar-Anies) belum memiliki prestasi dan track record yang kuat dalam kegiatan kerukunan maupun persatuan bangsa," kata pria yang akrab disapa Gus Jazil itu.
BACA JUGA:
Karena itu, menurut Wakil Ketua MPR itu, duet pemersatu bangsa ini bukanlah solusi yang baik untuk menghindari pemilu tanpa polarisasi. Karena, jika skema duet pemersatu bangsa disebutkan di awal justru akan membuat para elit politik tidak bisa duduk bersama.
"Tapi kalau sekarang dimunculkan sosoknya, justru itu menjadi poros yang memberikan tekanan terhadap pihak yang lain," pungkas Gus Jazil.