Gelar RUPSLB di November, Erick Thohir Bakal Rombak Direksi Garuda Indonesia?
Pesawat Garuda Indonesia. (Irfan Meidianto/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk berencana mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat 20 November mendatang. Salah satu mata acara dalam RUPSLB adalah perombakan susunan pengurus emiten berkode saham GIAA tersebut.

Dikutip dari keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat 30 Oktober, Garuda Indonesia mengumumkan ada tiga mata acara dalam RUPSLB. Pertama, yakni peningkatan modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor perseroan terkait penerbitan obligasi wajib konversi (OWK) dengan nilai sebanyak-banyaknya Rp8,5 triliun lewat mekanisme penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement.

Mengutip keterbukaan informasi Garuda Indonesia sebelumnya, OWK perseroan berjangka waktu 7 tahun sejak tanggal penerbitan. Konversi akan dilakukan menjadi saham baru Seri B pada akhir periode OWK yang jumlahnya akan ditentukan dengan membagi nilai prinsipal OWK yang terutang pada tanggal konversi dengan harga konversi.

Pemegang OWK direncanakan merupakan pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kementerian Keuangan, yang akan diwakili oleh afiliasi dari perseroan melalui kepemilikan saham oleh pemerintah Indonesia.

Pihak Garuda Indonesia menyebut ada risiko atau dampak penambahan modal kepada pemegang saham termasuk dilusi. Penerbitan OWK dengan nilai maksimum Rp8,5 triliun wajib dikonversi menjadi saham baru pada tanggal konversi.

Setelah penambahan modal dari transaksi perseroan menjadi efektif, persentase kepemilikan dari pemegang saham Seri B lain akan mengalami penurunan dilusi sebanyak 61 persen. Berdasarkan asumsi proforma, harga konversi berdasarkan 90 persen rerata harga penutupan selama kurun waktu 25 hari sejak tanggal 13 Oktober 2020 yakni Rp206.

Dengan asumsi itu, kepemilikan pemerintah Indonesia di GIAA akan bertambah dari 60,5 persen menjadi 84,8 persen setelah konversi OWK. Selanjutnya, PT Trans Airways menyusut dari 25,8 persen menjadi 9,9 persen.

Sebelumnya, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan agenda RUPSLB dilakukan untuk mengajukan persetujuan kepada pemegang saham dalam rangka memenuhi ketentuan di bidang pasar modal. Penerbitan OWK juga berkait dengan pelaksanaan program pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Mata acara kedua dalam RUPSLB Garuda Indonesia yakni perubahan anggaran dasar perseroan. Mata acara itu antara lain untuk menyesuaikan dengan ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.15/POJK.04/2020 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka.

Selanjutnya, perseroan juga memasukan mata acara perubahan susunan pengurus perseroan. Manajemen GIAA hanya menjelaskan bahwa sesuai ketentuan anggaran dasar perseroan Pasal 11 ayat (10) dan Pasal 14 ayat (12) serta Undang Undang No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal 94 dan Pasal 111 maka mata acara ini diwajibkan untuk diputuskan dalam RUPS.

Saat ini, direksi dan komisaris Garuda Indonesia adalah sebagai berikut:

Komisaris

1. Komisaris Utama: Triawan Munaf

2. Wakil Komisaris Utama: Chairal Tanjung

3. Komisaris Independen: Yenny Wahid

4. Komisaris Independen: Elisa Lumbantoruan

5. Komisaris: Peter F Gontha

Direksi

1. Direktur Utama: Irfan Setiaputra

2. Wakil Direktur Utama: Dony Oskaria

3. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko: Fuad Rizal

4. Direktur Operasi: Tumpal Manumpak Hutapea

5. Direktur Human Capital: Aryaperwira Adileksana

6. Direktur Teknik: Rahmat Hanafi

7. Direktur Layanan, Pengembangan Usaha, dan IT: Ade R. Susardi

8. Direktur Niaga dan Kargo: M. Rizal Pahlevi