Bagikan:

JAKARTA - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengimbau pengantin baru untuk memiliki program sendiri dalam mewujudkan kehamilan anak.

Dia bilang, intensitas hubungan intim yang sekehendak hati ketika masa subur tidak menunjang keinginan untuk memiliki buah hati.

“Kalau mau hamil, pertama mestinya suaminya juga normal, harus sehat. Istrinya pun juga sama, lalu kalau berhubungan itu pada masa subur tidak boleh terus menerus. Ada manten baru yang semangatnya tiap hari lembur terus, hubungan terus. Itu saya jamin tidak hamil,” kata Hasto melalui keterangan video di Jakarta, Rabu 15 Mei.

Hasto menuturkan, seringkali banyak pasangan suami istri yang baru menikah salah mengartikan semakin banyak melakukan hubungan intim, semakin cepat pula untuk seorang perempuan memasuki masa kehamilan.

Padahal, kata dia, hubungan intim yang dilakukan setiap hari dan tidak berjarak justru memberikan peluang besar pada tidak terjadinya kehamilan. Dirinya menjelaskan hal tersebut terjadi karena sperma yang dikeluarkan oleh laki-laki dalam hubungan intim setiap hari hampir dipastikan tidak memiliki kualitas yang bagus.

“Maka salah satu syarat orang biar hamil, ternyata bibit laki-lakinya bagus. Kemudian istri saat masa subur, ketemu dan hubungannya tidak terlalu sering,” ujar Hasto.

Guna menghasilkan kehamilan yang baik dan berkualitas bagi ibu, Hasto menyarankan supaya hubungan intim dilakukan setidaknya dua atau tiga kali seminggu. Sebab, sperma yang dihasilkan oleh laki-laki harus dipersiapkan jauh-jauh hari sebelumnya.

Sebelumnya, berdasarkan laporan Antara, Hasto juga menyarankan supaya laki-laki yang ingin menikah mengurangi kebiasaannya untuk merokok, menghindari pemakaian yang ketat serta menjaga pola makannya agar dapat menghasilkan sperma yang berkualitas 75 hari sebelum pernikahan.

Sementara pada perempuan, disarankan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan di fasilitas kesehatan terdekat untuk mengukur lingkar lengan atas, berat badan dan tinggi badan juga kadar hemoglobin (Hb) dalam darah.

Semua hal tersebut sangat penting menjadi perhatian seluruh keluarga di Indonesia, supaya dapat menghasilkan kehamilan berkualitas dan berbagai masalah mendapatkan penanganan langsung oleh pihak medis sejak awal.

Selain itu, juga dapat mengurangi terjadinya risiko kematian pada ibu dan bayi maupun terjadinya kekurangan gizi pada anak sejak dalam kandungan yang menyebabkan stunting.

Hasto turut menyampaikan kepada setiap keluarga untuk merencanakan kehamilan sebaik-baiknya, agar pola asuh yang diberikan pada anak dapat berjalan dengan maksimal juga menghindari terjadinya ledakan penduduk tidak produktif yang berpeluang merugikan negara.

“Pesan saya pada keluarga, jangan ada kehamilan yang tidak direncanakan karena itu akan menjadi bencana tersendiri,” kata Hasto.

Ia mengatakan, banyak orang tua tidak mencintai anaknya dengan sungguh-sungguh karena diawali dari kehamilan yang tidak bergejala, kehamilan tidak diinginkan sehingga terjadi kekerasan pada anak dan keluarga.

"Harapan saya, kita bisa memperhatikan kedisharmonisan keluarga dengan lebih serius,” tandasnya.