Bagikan:

JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo mengatakan pihaknya mempelajari, mencermati, dan berhati-hati mengenai hal-hal yang berkenaan dengan persiapan pembelian alat utama sistem senjata (alutsista).

"Kami betul-betul mempelajari, menyiapkan dengan hati-hati, dan cermat karena hitungannya adalah pembelian alutsista tidak digunakan dalam 3 sampai 5 tahun, tapi sampai 40 tahun. Tentunya, ini harus membutuhkan perencanaan yang cermat dari generasi ke generasi dan dilanjutkan," kata Fadjar dilansir Antara, Kamis, 9 Juni.

Hal itu dia sampaikan untuk menanggapi pemberitaan mengenai perkembangan alutsista yang akan dimiliki oleh TNI AU.

Menurut Fadjar, pembelian alutsista dari TNI AU mengikuti arahan dari kebijakan-kebijakan para pihak yang memiliki kewenangan atas hal tersebut.

"Tentunya, itu semuanya kita mengikuti arahan dari kebijakan atau kebijakan yang di atas," kata dia.

Fadjar mengatakan pihaknya akan membangun Angkatan Udara yang memperhatikan perkembangan yang terjadi di lingkungan strategis (lingstra), seperti Laut China Selatan, ancaman keamanan, anggaran pemerintah, dan mempertimbangkan kebutuhan dalam pengamanan Ibu Kota Negara Nusantara.

"Kita ke depan akan memiliki ibu kota negara (yang baru), bagaimana TNI AU harus siap melindungi Ibu Kota Negara? Seperti apa dan alutsista apa yang kita butuhkan? Ke depan memang ada rencana strategis, ada dinamika oleh Bapak Menteri Pertahanan di dalam pemilihan-pemilihan alutsista yang tepat. Tentunya, dapat disesuaikan dengan ancaman, lingstra, dan kemampuan anggaran pemerintah," kata dia.

Ada pun sejumlah alutsista yang dibutuhkan ke depannya, menurut Fadjar, di antaranya adalah pesawat peringatan dini atau pesawat command control, beberapa jenis pesawat tempur, dan persenjataan strategis.

"(Yang dibutuhkan ke depan), seperti pesawat peringatan dini atau juga pesawat-pesawat command control, pesawat tempur yang akhir-akhir ini dibicarakan, ya sebutkan di sini Rafale dan F-15 EX atau yang nanti ke depan bisa jadi F-15 IDN, pesawat angkut, baik A400, C130 tipe J, pesawat helikopter, persenjataan lain UAV, dan lain sebagainya," papar Fadjar.

Untuk mengoptimalkan persiapan pembelian alutsista dan pengamanan negeri ini, ia pun menyampaikan TNI AU membutuhkan masukan masukan dari para pecinta kedirgantaraan.

"Sekali lagi, saya membuka pintu untuk saran masuk dari seluruh rekan-rekan yang ada," ujar dia.