Bagikan:

JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menilai ideologi khilafah yang dianut kelompok Khilafatul Muslimin sangat berbahaya. Bahkan, menjustifikasi kafir terhadap sistem yang tak sesuai dengan pandangannya.

"Aspek ideologi sangat berbahaya dengan memiliki cita ideologi khilafah di Indonesia sebagaimana HTI, JI, JAD maupun jaringan terorisme lainya," ujar Direktur Pencegahan BNPT Republik Indonesia, Ahmad Nurwahid saat dikonfirmasi, Selasa, 31 Mei.

Selain itu, ideologi kelompok Khilafatul Muslimin kerap menjustifikasi pandangan lain yang tak sesuai dengan mereka sebagai kafir.

Dari latar belakang Abdul Qadir Hasan Bajara selaku pendiri kelompok Khilafatul Muslimin, kata Nurwahid, memiliki kedekatan dengan kelompok radikal lainnya, seperti NII, MMI dan memiliki rekam jejak dalam kasus terorisme.

"Baraja telah mengalami 2 kali penahanan, pertama pada Januari 1979 berhubungan dengan Teror Warman, ditahan selama 3 tahun. Kemudian ditangkap dan ditahan kembali selama 13 tahun, berhubungan dengan kasus bom di Jawa Timur dan Borobudur pada awal tahun 1985," ungkapnya.

Sebelumnya, Amir Khalifatul Muslimin Wilayah Jakarta Raya Muhammad Abudan menyebut kegiatan konvoi 'Kebangkitan Khilafah' yang viral di media sosial ternyata merupakan kegiatan rutin dari kelompoknya.

Kegiatan yang dikenal dengan sebutan motor syiar itu dilaksanakan empat bulan sekali. Selain itu, konvoi itupun pada awalnya hanya sebagai ajang publikasi acara pengajian yang diselenggarakan kelompok Khilafatul Muslimin.

Tujuannya untuk menarik minat masyarakat mengikuti acara pengajian atau dakwah yang mereka selenggarakan.

"Ini mulainya tahun 2017 atau 2018 awal. Karena pada tahun 2018 itu kami mengadakan acara syiar kehilafahan islam sedunia di Jakarta. Dipusatkan di Jakarta waktu itu kegiatannya," kata Muhammad.