PURWOKERTO - Pengamat politik dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Ahmad Sabiq mengatakan Ahmad Syafii Maarif atau akrab disapa Buya Syafii merupakan tokoh kebanggaan seluruh anak bangsa.
"Sebagai tokoh, beliau bukan milik Muhammadiyah saja, namun milik segenap anak bangsa," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat 27 Mei.
Pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unsoed itu menambahkan Buya Syafii adalah sosok cendekiawan yang sepenuh hidupnya diabdikan bagi umat dan bangsa.
"Buya Syafii mengajarkan kepada kita bagaimana ke-Islaman dan ke-Indonesiaan diwujudkan dalam satu tarikan nafas," ujarnya melansir Antara.
Ahmad Sabiq menambahkan, komitmen Buya Syafii pada nilai-nilai substantif Islam diwujudkan dalam kepedulian dan keberpihakannya pada mereka yang terzalimi, terdiskriminasi dan terabaikan.
"Buya Syafii juga merupakan sosok yang sangat bersahaja, hidup sederhana dan tidak menumpuk harta, keteladanan beliau perlu menjadi contoh bagi segenap anak bangsa," katanya.
Menurut dia, nilai-nilai baik yang selama ini telah diwariskan oleh Buya Syafii perlu dilanjutkan atau diteruskan oleh seluruh generasi muda di Tanah Air.
"Diharapkan keteladanan beliau akan selalu menjadi inspirasi bagi segenap anak-anak muda yang nantinya menjadi generasi penerus yang akan memimpin bangsa ini," katanya.
Sementara itu, Ketua Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Unsoed Dr. Edi Santoso mengatakan Buya Syafii merupakan tokoh bangsa yang terdepan dalam isu keindonesiaan.
"Karenanya bangsa ini tentu saja sangat kehilangan seorang tokoh dan sekaligus juga seorang bapak bangsa atas wafatnya Buya Syafii Maarif," katanya.
BACA JUGA:
Edi mengatakan Buya Syafii juga merupakan tokoh bangsa yang terdepan dalam isu toleransi dan Islam moderat.
"Beliau bisa diterima berbagai kalangan, lintas kelompok dan juga lintas agama," imbuhnya.
Ahmad Syafii Maarif meninggal dunia pada usia 86 tahun di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Jumat, pukul 10.15 WIB. Sebelumnya, Sabtu 14 Mei. Buya Syafii sempat dilarikan ke RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta karena mengeluhkan sesak napas.